Nukilan.id – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi menjalin kerja sama politik. Kesepakatan itu dicapai setelah melakukan pertemuan yang dihadiri para pimpinan kedua partai yang sepakat untuk mengusung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden (capres) pada pemilihan presiden (pilpres) 2024 mendatang.
Baca Juga: Usung Ganjar Pranowo, PDIP dan PPP Resmi Bentuk Kerjasama Politik Presidensial
Menanggapi hat itu, Pengamat Sosial dan Politik, Usman Lamreung, mengatakan, kesepakatan kerjasama politik yang dijalin oleh PDIP dengan PPP merupakan suatu langkah strategis yang telah diputuskan untuk sama-sama mengusung Ganjar Pranowo sebagai sosok capres pada pilpres 2024 mendatang.
“Hal itu menjadi suatu langkah strategis dari kedua parpol. Jadi, Asumsinya mereka sepakat untuk mendukung Ganjar Pranowo pada pilpres nantinya,” kata Usman Lamreng kepada Nukilan.id, Selasa (2/5/2023).
Ia menyampaikan, sebelumnya PDIP dan PPP sudah pernah menjalin kerjasama atau kolaborasi politik presidensial, tepatnya pada pilpres tahun 2004 silam ketika Megawati Seokarnoputri bersama dengan Hamzah Haz menjabat sebagai presiden dan wakil presiden.
“Kalau dilihat dari sejarah, maka PPP ini pernah satu paket dulunya dengan PDIP pada tahun 2004 ketika wakil presiden saat itu dijabat oleh Hamkah Haz yang berasal dari PPP,” ucapnya.
Usman menambahkan, bahwa PPP memiliki kecocokan dengan PDIP seperti gagasan dan visi yang dibangun memiliki kesamaan beserta visi dari kedua parpol tersebut. Oleh karena itu, PPP menyatakan dukungannyaa terhadap sosok capres dari PDIP yakni Ganjar Pranowo.
Baca Juga: Usman Lamreung: Usulan nama Ketua MAA, PYM Wali Nanggroe Langgar Qanun Aceh
“Setiap gagasan yang dibangun oleh PDIP dirasa oleh PPP sangat cocok maka mereka sepakat untuk mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres pada pilpres 2024 mendatang,” tambahnya.
Selanjutnya, ia menjelaskan, pada saat pilkada provinsi Jawa Tengah tahun 2018, Ganjar Pranowo juga mendapat dukungan langsung dari PPP sebagai calon gubernur pilihan meskipun sosok tersebut merupakan bagian dari PDIP.
“Dukungan itu bukan hanya sekarang, tapi tahun 2018 lalu PPP memberikan dukungan kepada Ganjar Pranowo pada saat mencalonkan sebagai gubenur Jawa Tengah,” jelasnya.
Usman menerangkan, kerjasama politik dari kedua parpol untuk memilih Ganjar Pranowo sebagai capres yang diusung pada pilpres mendatang bisa jadi bagian dari stategi politik parpol tersebut untuk melakukan manuver kedepannya sehingga terdapat kepentingan tersendiri yang akan dicapai.
“Artinya koalisi yang dibangun juga memiliki kepentingan tersendiri dari PPP, karena kita lihat PPP ini adalah salah satu partai lama yang juga punya visi dan pernah ikut serta dalam kompetisi politik pada masa orde baru, oleh karena itu juga menjadi alasan untuk memutuskan mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres,” terangnya.
Lebih lanjut, Usman mengungkapkan, pembentukan kerjasama antara PDIP dan PPP juga dapat dilihat dari aspek lainnya seperti kepentingan elektoral politik dari kedua parpol tersebut menjelang pilpres dan pileg yang akan datang.
“Parpol itukan melihat setiap peluang, salah satunya denga berkolaborasi sehingga bisa meningkatkan elektoral parpol itu sendiri,” ungkapnya.
Kemudian, dirinya mengasumsikan, bahwa setiap kolaborasi yang dibangun oleh parpol tak pernah lepas dari kepentingan masing-masing seperti yang dilakukan oleh PDIP dan PPP saat ini.
“Setiap kerjasama itu pasti ada kepentingan tersediri dalam internal parpol terutama elite didalamnya,” pungkasnya.
Terakhir, Usman berharap, agar kedepannya tak hanya PPP yang menjalin kerjasama politik dengan PDIP. Namun, juga terdapat parpol lainnya yang ikut bergabung sehingga nantinya bisa menjadi suatu koalisi yang besar. [Azril]
Baca Juga: Jubir PPP: Jika PDI-P Gabung KIB Akan Jadi Kekuatan Besar Menuju Pilpres 2024