Nukilan.id – Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berencana akan melakukan pertemuan pada Kamis (27/04/2023) mendatang.
Hal tersebut dilakukan guna manentukan pasangan calon (paslon) yang akan diusung pada Pilpres 2024 dan juga terkait pembentukan koalisi besar yang akan melibatkan partai politik (Parpol) lain seperti Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Baca Juga: KIB Bakal Lakukan Pertemuan Bahas Pasangan Calon pada Pilpres 2024
Menanggapi pemberitaan tentang pembentukan koalisi besar, Pengamat Politik, Edward M Nur mengatakan, pertemuan tersebut merupakan langkah yang baik untuk kemajuan demokrasi di Indonesia khususnya partai politik dengan mengedepankan kesamaan ide serta gagasan sehingga tidak akan muncul koalisi tunggal dan mayoritas pada Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang.
“Akan sangat baik untuk demokrasi apabila dalam pilpres mendatang partai politik membangun koalisi berkedasarkan kepahaman ide dan kesamaan kepentingan,” kata M Nur saat diwawancarai Nukilan.id, Minggu (24/04/2023).
Ia menyampaikan, rencana pembentukan koalisi besar oleh KIB secara tidak langsung akan mendorong untuk mendukung bacapres yang telah diumumkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yakni Ganjar Pranowo. Hal tersebut dikarenakan bahwa pembentukan atau lahirnya KIB merupakan inisiatif dari Joko Widodo sebagai Presiden RI beserta beberapa petinggi parpol anggota KIB.
“KBI lahir atas inisiatif dari Jokowi, yang kami yakini akan mendorong KIB membentuk koalisi besar kemudian mendukung Ganjar dengan mengajak Prabowo (Gerindra),” ucapnya.
Nur menjelaskan, jika nantinya dari hasil pertemuan tersebut menemukan kesepakatan, maka akan terbentuk satu koalisi besar yang terdiri dari PDI-Perjuangan, Gerindra, Golkar, PKB, PAN, dan PPP dengan mengajukan calon wakil wapres ganjar dari koalisi besar tersebut.
“Kalau sepakat nanti poros ini akan melahirkan koalisi besar yang terdiri seluruh partai terkait,” jelasnya.
Ia menambahkan, KIB dibawah arahan jokowi tentu sangat berharap terbentuknya koalisi besar ini sehingga nantinya hanya akan muncul 2 pasangan capres dari setiap koalisi yang ada seperti Ganjar Pranowo dari koalisi besar dan Anies Baswedan usulan koalisi perubahan.
“Formula ini diyakini akan memberikan kemenangan mulus untuk koalisi besar dengan bergabungnya pemilih jokowi dan sebagian pemilih prabowo,” tambahnya.
Selanjutnya, Nur menerangkan, bahwa saat ini sedang dilakukan pertemuan serta lobi tingkat tinggi dari untuk meyakinkan prabowo agar mau menjadi wakil ganjar sehingga sikap prabowo akan menjadi penentu terbentuk atau tidaknya koalisi besar yang digagas oleh KIB.
“Sebagian besar pimpinan partai dalam KIB plus koliasi bersama gerindra PKB adalah bawahan Jokowi dalam kabinet tentu tidaklah sulit menyiapkan agenda lobi agar terbentunya koalisi besar,” terangnya.
Terakhir, dirinya meyakini, bahwa KIB juga akan mempersiapkan beberapa alternatif jika ada penolakan dari Gerindra, sehingga agenda utama untuk mendisain capres hanya 2 pasangan tidak akan terjadi.
“Tentu ini akan menarik ketika Prabowo bersikap tegas untuk tetap maju sebagai capres. Semoga rakyat mendapat banyak pilihan dalam pilpres 2024 mendatang,” tutupnya. [Azril]
Baca Juga: Koalisi Perubahan dan Persatuan Buka Puasa Bersama di Demokrat Aceh