Nukilan.id – UPTD Balai Benih Hortikultura, Tanaman Pangan dan Tanaman Perkebunan (BBHTPP) Distanbun Aceh bersama Bidang Perbenihan Produksi dan Perlindungan Perkebunan dan UPTD BPSBTPP melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan Jawa Timur, Senin (28/11/2022).
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka koordinasi dan konsultasi terkait rencana pelepasan varietas tembakau Aceh.
Seperti diketahui, tembakau Aceh mempunyai nilai produksi yang tinggi. Disisi lain, tembakau Aceh juga memiliki citarasa khas tersendiri sehingga sesuai dengan taste masyarakat penikmat tembakau daerah itu.
Selama ini budidaya tembakau diperbanyak oleh petani dari kebun yang ditanam oleh petani. Tembakau dihasilkan di beberapa kabupaten mulai dari Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara.
Untuk menunjang ketersediaan kebutuhan benih tembakau, legalitas kepemilikan varietas benih tembakau serta maka menjamin perlindungan varietas tembakau tersebut perlu dilakukan pelepasan tembakau dari beberapa kabupaten penghasil tembakau tersebut.
Kepala UPTD BBHTPP Distanbun Aceh Ahmad Zaini, SP, M.Si melalui Kasie Produksi Benih Perkebunan Zakaria, SP, mengatakan tahun 2022 Distanbun Aceh melalui anggaran bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) melakukan konsultasi dan koordinasi sebagai penjajakan awal terhadap proses dan tahapan untuk pelepasan varietas tembakau Aceh.
“Dengan adanya penjajakan dan konsultasi ke BRIN Pasuruan Jatim tahun ini maka untuk selanjutnya pada tahun mendatang kita sudah siap untuk melanjutkan ke tahapan selanjutnya sehingga akhirnya varietas tersebut dapat dilepas secara nasional,” kata Zakaria kepada Nukilan.
Zakaria berharap, bertambahnya beberapa varietas unggul nasional benih perkebunan yang dilepas di provinsi Aceh dapaat menjadikan Aceh sebagai garda terdepan dalam upaya peningkatan ketahanan pangan sesuai dengan visi misi Kementerian Pertanian.
“Adapun visi misi Kementan RI yaitu mewujudkan ketahanan pangan, meningkatkan nilai tambah dan daya saing pertanian, meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan prasarana Kementerian Pertanian,” pungkasnya. [Reji]