Invasi Rusia Picu Kerusakan Lingkungan Ukraina Capai Rp149 Triliun

Share

Nukilan.id – Invasi Rusia memicu kerusakan lingkungan Ukraina hingga US$ 10 miliar atau Rp 149 triliun. Seperti dilaporkan Newsweek, Kementerian Lingkungan Ukraina menuduh Rusia melakukan kejahatan pada sumber daya alam Ukraina atas invasi enam bulan Kremlin.

Kementerian Perlindungan Lingkungan dan Sumber Daya Alam Ukraina mengatakan dalam posting Telegram pada Kamis (25/8/2022) bahwa pihaknya telah mencatat lebih dari 2.000 insiden pasukan Rusia yang merusak udara, tanah dan air negara itu.

Postingan tersebut adalah laporan terbaru yang menggambarkan konsekuensi bencana konflik bagi lingkungan Ukraina. Kementerian menyatakan pihaknya merekam insiden tersebut dengan tujuan meminta pertanggungjawaban Kremlin.

ā€œSejak awal invasi besar-besaran Federasi Rusia ke Ukraina, kami mencatat semua kejahatan penjajah terhadap lingkungan untuk membuatnya [Presiden Rusia Vladimir Putin] membayar penuh atas apa yang telah dia lakukan terhadap Ukraina,ā€ kata posting kementerian.

Kementerian Ukraina memperkirakan bahwa total degradasi tanah dan sumber daya air Ukraina serta polusi udara yang disebabkan oleh invasi Rusia bernilai 395 miliar hryvnia Ukraina (lebih dari US$10 miliar).

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP) melaporkan bulan lalu bahwa pemantauannya menemukan daerah pedesaan dan perkotaan Ukraina dapat menghadapi “warisan beracun bagi generasi mendatang.”

UNEP menyatakan masih memverifikasi polusi dan kerusakan ekologis yang disebabkan oleh ribuan kemungkinan insiden yang berpotensi tumpah ke negara-negara tetangga.

“Pemetaan dan penyaringan awal bahaya lingkungan hanya berfungsi untuk mengonfirmasi bahwa perang benar-benar beracun,” kata Direktur Eksekutif UNEP Inger Andersen.

Andersen menambahkan bahwa Ukraina akan “membutuhkan dukungan internasional yang besar untuk menilai, mengurangi dan memulihkan kerusakan di seluruh negeri, dan mengurangi risiko ke wilayah yang lebih luas.”

Laporan dari media, kelompok konservasi dan lembaga pemerintah telah memperingatkan bahwa perang telah membunuh ribuan lumba-lumba di Laut Hitam, banyak di antaranya dilaporkan terdampar di Turkiye.

UNEP menyatakan konflik tersebut telah menyebabkan bahaya lingkungan setelah infrastruktur minyak dan gas serta fasilitas industri lainnya dihantam. Kedua belah pihak dalam perang telah melaporkan kerusakan fasilitas industri yang memuntahkan bahan kimia berbahaya ke udara di dekat penduduk sipil. [Beritasatu]

 

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News