Nukilan.id – Auditor Ahli Muda Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mohammad Nuhwana Saputra, SE mengatakan, hasil Survey BNPT, Potensi Radikalisme pada Tahun 2020 menurun dibanding 2017 yang berada dalam posisi sedang, sementara Tahun 2019 berada diposisi rendah.
“Secara jumlah kuantitas terorisme di Indonesia menurun, namun secara kualitas naik, itu dibuktikan dengan kasus pengemboman yang dilakukan oleh satu keluarga yang tidak pernah terjadi di Negara manapun, kecuali ada di Indonesia,” kata Mohammad Nuhwana Saputra dihadapan peserta Aksi Musik Anak Bangsa (ASIK BANG) yang digelar BNPT dan FKPT Aceh di Sultan Coffee, Lamtemen, Banda Aceh, Selasa (9/8/2022) malam.
Dijelaskan, Terorisme yang awalnya sudah masuk kedalam Rangking ekstraordinary Crime, namun secara Internasional naik tingkatan ke Tahapan seriusly crime.
“Ini yang menjadi ancaman sebuah Negara,” kata Mohammad Nuhwana Saputra.
Menurutnya, makanya untuk Proses penanggulan terorisme tidak bisa dilakukan oleh Aparatur Keamanan seperti TNI dan Polri saja. tetapi diperlukan kerjasama antara BNPT, TNI, POLRI dan Masyarakat.
“Sebab radikalisme dan Terorisme tidak mengenal pangkat dan jabatan, semua kalangan berpotensi untuk terpapar Paham radikalisme dan Terorisme,” ujarnya.
Untuk itu–kata Mohammad Nuhwana Saputra lagi, pagelaran musik ASIK BANG merupakan upaya untuk merekatkan Tali silaturahmi dalam rangka kewaspadaan terhadap Pecegahan Radikalisme dan Terorisme yang menganggu ketentraman Bangsa.
Lomba Aksi Musik Anak Bangsa (ASIK BANG) terpilih Padu Bawa Band sebagai nominasi I, nominasi II diraih Amoeba Band, dan Nominasi ketiga Fira Izatul.
Hadir pada acara itu, Kepala Badan Kesbangpol Aceh Drs Mahdi Efendi, Auditor Muda BNPT Muhammad Nuhwana Saputra, Ketua FKPT Aceh Mukhlisuddin Ilyas, Kabid Penanganan Konflik dan Kewaspadaan Nasional Dedy Andrian, Aktivis Perempuan Soraya Kamaruzzaman, dan pengurus BNPT Pusat.[]
Editor: js