Nukilan.id – Pendebatan Pj Gubernur Aceh menjadi perbincangan hangat dikalangan masyarakat. Pasalnya, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah akan berakhir masa jabotannya pada Juli 2022 ini. Banyak pihak yang mendorong calonnya masing-masing, ada yang bermuatan lokal dan juga ada yang menginginkan Pj Gubernur Aceh dijabat TNI/Polri.
Menanggapi hal itu, Direktur The Aceh Intitute, Fajaran Zain menyarankan, sebaiknya Pj Gubernur Aceh adalah putra Aceh yang mempunyai jaringan nasional serta mengenal dan memahami kondisi Aceh saat ini.
“Memang sebaiknya yang menjadi Pj Gubernur itu putra Aceh yang punya jaringan nasional,” kata Fajaran kepada Nukilan.id di banda Aceh, Rabu (19/1/2022).
Karena, kata dia, seperti kita tahu bahwa Aceh sedang dalam proses menuju konsolidasi perdamaian, artinya tahap perdamaian ini belum selesai. Jadi sekarang, pembangunan Aceh pasca konflik memang diperlukan kerja-kerja yang konsisten dan berkelanjutan.
“Hari ini isu-isu perdamaian masih ada dan perlu perhatian, apalagi berbicara dana Otonomi Khusus Aceh jangan nanti dana tersebut habis tanpa ada skenario perpanjangan,” ujar Fajran.
Oleh karena itu, Fajran berharap ada sosok yang memahami proses ini, dan bisa melanjutkan kerja secara berkesinambungan jangan sampai merubah landskip politik yang sudah ada.
“Alasannya jelas, Pj Gubernur yang ditunjuk nantinya untuk mengelola posisi sangat strategis dan kita perkirakan menjabat hampir setengah periode. Kemudian, dia juga mengelola anggaran tahun 2022 dan 2023 serta ikut terlibat dalam penganggaran untuk 2024,” jelasnya.
Selain itu, kata Fajran, Pj Gubernur Aceh nantinya juga berhadapan dengan kepentingan Pilpres, Pilkada dan Pileg tahun 2024 mendatang.
“Jadi ini benar-benar harus ada sosok yang mempunyai pengalaman yang matang, independen imparsial, yang tidak masuk dalam arus kepentingan suatu kelompok,”
Reporter: Hadiansyah