Nukilan.id – Ketua Umum Paguyuban Pemuda Aceh Selatan (PAS), Dedy Saputra ZN, S.Sos.I menyampaikan pendapatnya terkait situasi organisasi paguyuban kabupaten Aceh Selatan akhir-akhir ini. Menurut Dedy Organisasi tingkat Kabupaten Aceh Selatan di Banda Aceh sudah tidak strategis lagi dalam pencapaian cita-citanya jika masih terpecah terlalu banyak dan terpecah-pecah.
Sebagaimana diketahui, saat ini Aceh Selatan memiliki beberapa organisasi silaturahmi di Banda Aceh, seperti Pemuda Aceh Selatan (PAS), Himpunan Mahasiswa Aceh Selatan (HAMAS), dan Ikatan Masyarakat Aceh Selatan (IMAS).
“Untuk beberapa periode terakhir yang aktif sekali adalah HAMAS dan PAS baik dari MUBES dan keberadaannya yang selalu melekat dipikiran semua masyarakat Aceh Selatan,” ungkapnya.
Namun, kata Dedy, keberadaan organisasi yang terpisah-pisah seperti ini hanya menghasilkan perpecahan secara politik, penggunaan anggaran yang terkesan kurang efektif karena harus terpecah, dan juga penguatan budaya silaturrahmi terkesan semakin kurang bagus.
“Coba bayangkan untuk dua organisasi saja seperti PAS dan HAMAS saja pada tahun 2021 kemarin itu mendapatkan subsidi anggaran masing-masing 150 juta, PAS mendapatkan dari Pemkab 50 juta dan CSR Bank Aceh 100 juta, anggaran tersebut digunakan untuk operasional sekretariat dan program, begitu juga HAMAS 50 juta dari Pemkab dan kabarnya 100 juta dari Pemprov. Jika satu organisasi saja yang menerima itu maka ada anggaran 300 juta, tentunya ini lebih efektif untuk proses pengkaderan, silaturrahmi dan kegiatan-kegiatan organisasi,” ucap Dedy.
Dari sisi politis, sambungnya, kehadiran banyak organisasi yang pemilihannya dilakukan melalui MUBES akan selalu menimbulkan perpecahan dan kelompok-kelompok sehingga siapapun yang menjadi pimpinan akan terus merasa kurang nyaman karena seakan-akan ada oposisi dalam kepengurusan berjalan. Begitu juga dalam hal program.
“Kita ini terkesan bersaing dengan sesama, kalau HAMAS buat maulid, PAS juga melakukan itu, begitu juga hal-hal lainnya,” terang Dedy.
Melihat situasi seperti ini, Dedy menawarkan ide agar adanya penyatuan organisasi paguyuban, semuanya digabungkan menjadi satu, yang didalamnya mengakomodir bidang Pemuda, Mahasiswa, Santri/pelajar, dan masyarakat Aceh Selatan yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar. Namun, terkait nama lembaga tersebut dan mekanismenya menurut Dedy itu terpulang pada musyawarah bersama.
“Saya yakin dan percaya silaturahmi, persatuan akan kembali terajut indah jika kita bersatu, dan kebijakan ini disamping harus ada kesepatan para tokoh Dedy juga mengatakan bahwa PEMKAB memiliki peran penting dalam mewujudkan ini agar kader-kader terbaik daerah semakin mendapat tempat berkat dukungan secara bersama,” ungkapnya.
Saat ditanya seperti apa dukungan yang harus diberikan pemkab, Dedy mengatakan sederhana sekali, jika pemkab bersedia hanya mengeluarkan SK untuk satu organisasi saja, dan satu kantor serta subsidi anggaran hanya diberikan untuk satu lembaga yang telah disepakati tersebut, tutup pria berdarah Kluet kelahiran Kota Bahagia itu.
Reporter: Hadiansyah