Nukilan.id – Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry mengutuk keras pelaku kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, dan meminta pemerintah Aceh untuk lebih serius dalam menangani permasalah tersebut.
Hal itu disampaikan Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Ar-Raniry kepada Nukilan.id, Jum’at (24/12/2021).
“Kasus kekerasan ini sudah begitu marak terjadi di Aceh, sehingga menyebabkan lingkungan masyarakat menjadi tidak kondusif. Padahal Aceh adalah negeri yang bersyariat,” ungkapnya.
Karena itu, Jaden meminta pemerintah Aceh dan aparat penegak hukum untuk segera menghentikan segela bentuk kekerasan di Bumi Serambi Mekkah ini.
“Sudah cukup, hentikan segala bentuk kekerasan di Aceh. kita menginginkan adanya regulasi yang bagus terkait permasalahan ini. Kita malu terhadap para pendahulu kita yang sangat menjunjung tinggi harkat dan martabat perempuan,” ujarnya.
Dan baru-baru ini kekerasan seksual, pelecehan, pencabulan, video vulgar, pemerkosaan yang viral dan kasus ini bukan sekali dua kali lagi, sudah sangat sering terjadi di Aceh.
“Seperti baru-baru ini terjadi pencabulan terhadap anak di bawah umur, kemudian seorang pemotor yang memamerkan alat kelamin di jalan raya, terjadinya pemerkosaan oleh sekelompok pemuda, sungguh miris hal ini bisa terjadi di Aceh,” ungkap Jaden.
Contohnya, kata dia, seperti kasus pemerkosaan yang terjadi di Kabupaten Nagan Raya, dan ini adalah perbuatan bejat yang dilakukan oleh sekelompok pemuda.
“Sudah seharusnya mereka mendapatkan hukuman yang sangat berat. Karena, dengan kejadian itu, korban akan mendapatkan pukulan mental yang sangat keras, dan akan mengalami trauma yang sangat parah selama masa hidupnya,” jelasnya.
Jaden berharap aparat penegak hukum agar benar-benar memberikan sanksi yang setimpal terhadap apa yang sudah dilakukan terhadap korban.
“Dan segera hentikan segala bentuk kekerasan yang ada di Bumi Aceh tercinta ini,” tutupnya.
Reporter: Hadiansyah