Saturday, September 21, 2024
1

Kandidat Pj Gubernur Aceh, Indra Iskandar yang Kaya Pengalaman dan Nurani

Nukilan.id – Tidak lama lagi Nova Iriansyah harus meninggalkan posisi sebagai jabatan gubernur digantikan seorang Pj Gubernur mendatang. Ada 7 provinsi di Indonesia yang masa jabatan Gubernur- wakil Gubernur akan berakhir pada 2022. Siapa yang dipercayakan pusat dan mampu memimpin Aceh 2022-2024?

Menempatkan seorang Pj Gubernur di Aceh hingga terpilih dan dilantiknya Gubernur definitif nantinya, pemerintah pusat tentunya tidak gegabah. Orang yang dinobatkan sebagai Pj Gubernur Aceh haruslah orang yang cakap dan profesional dalam rangka stabilisasi keamanan sosial politik lokal dan menjalankan roda birokrasi pemerintahan .

Pemerintah pusat harus punya pertimbangan yang matang, karena Pilkada serentak 2024 mengharuskan adanya Pejabat Kepala Daerah untuk mengisi kekosongan jabatan dari 2022 dan 2023 hingga terpilih dan dilantiknya Gubernur definitif.

Siapa yang cocok dan memiliki kapasitas leadership memimpin Aceh yang merupakan duta pemerintah pusat?. Catatan Nukilan.id, ada nama yang saat ini berkibar dan disebut-sebut mampu dan dipercaya pemerintah pusat untuk memimpin Aceh. Dia adalah Dr. Ir. Indra Iskandar, M.Si.

Sosok ini memiliki sikap independen, tidak terikat dan bebas dari pengaruh intervensi lokal. Dia juga memiliki kemampuan manajemen pengelolaan Konflik. Track recordnya baik dan bersih, bebas dari kasus korupsi dan kasus hukum. Sudah terbukti dan teruji dalam menjalankan birokrasi.

Indra Iskandar dikenal komunikatif dan non eksklusif. Mampu membangun komunikasi antar lintas, baik lokal maupun pusat. Selain itu, Indra Iskandar juga dikenal memahami kultur lokal Aceh dengan baik.

Memahami dinamika politik lokal Aceh secara komprehensif. Dia merupakan putra Aceh yang memiliki koneksi dan relasi yang baik dengan pusat. Dia juga dikenal mampu membangun komunikasi persuasif lintas stakeholder.

Siapa sebenarnya Dr. Ir. Indra Iskandar, M.Si? Memang dia dilahirkan di Jakarta pada 14 November 1966. Ayahnya, Abu Bakar berasal dari Gampong Puuk, Kemukiman Lhang Tijue, Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Sedangkan ibu yang melahirkannya berasal dari Gampong Keuniree, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie, Aceh.

Pasangan putra dan putri Aceh ini yang telah mewariskan generasi penerus (Indra Iskandar) sudah melanglang buana di perantauan, diperkirakan pada tahun 1950-an, pasangan ini meninggalkan Aceh untuk mengadu nasib di perantauan.

Indra Iskandar sudah menyelesaikan pendidikan strata satu di Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta pada Jurusan Teknik Sipil tahun 1994. Sementara gelar Magister didapatkan dari Universitas Indonesia Jurusan Administrasi Negara pada tahun 2005.

Sosok lelaki berdarah Pidie ini mulai menjadi PNS pada Maret 1997. Kemudian menjadi Sekretaris Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat pada 14 Mei 2018. Sebelumnya Indra Iskandar merintis karirnya di Kementerian Sekretaris Negara.

Ada catatan sekilas tentang karir Indra Iskandar, pada tahun 2000 menjabat sebagai Kasubag Proyek PBB di Sekretariat Negara. Sukses di sana kemudian dia dipercayakan menjabat Kasubag Perencanaan Bangunan pada tahun 2002. Kemudian dipercayakan lagi sebagai Kepala Bagian Umum di tahun 2011, dilanjutkan dengan menjadi Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Daerah di tahun 2015.

Selama di Sekretariat DPR RI, dia mulai mengimplementasikan konsep parlemen modern yang menerapkan transparansi, teknologi informasi, dan representasi.

Namun sebelum di parlemen, ketika Presiden dijabat KH Abdurrahman Wahid, Indra Iskandar diminta untuk membantu Gusdur, panggilan akrab Presiden RI Ini. Dia mendapatkan tugas di Kemensesneg hingga ia menjabat Kepala Biro Umum dan Asisten Deputi Hubungan Lembaga Negara dan Daerah.

Untuk pengabdiannya di tanah leluhur, Indra Iskandar pernah mendapat tugas khusus dari Presiden Gusdur. Dia mendampingi Bondan Gunawan, Menteri Sekretaris Negara, untuk bertemu Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Teungku Abdullah Syafi’i di Aceh.

Melalui pendekatan sebagai sesama anak bangsa, pertemuan yang menjadi titik awal dibukanya komunikasi secara resmi antara Pemerintah Indonesia dan GAM itu berjalan sangat kondusif dan humanis. Walau pada saat itu hubungan Pemerintah Indonesia dan GAM masih sangat panas.

Kini dia sejak 14 Mei 2018, resmi dilantik sebagai Sekretaris Jenderal atau Sekjen DPR RI. Kemampuanya di sana sudah teruji, mampu menerapkan konsep parlemen modern. Seluruh aktivitas DPR dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat melalui aplikasi online.

Suksesnya Indra Iskandar dalam menoreh sejumlah prestasi dikarirnya, tidak membuat dia terkesan eksklusif. Sebagai putra berdarah Aceh, dia masih menunjukan sikap sosok yang ramah dan bersahaja. Hal itu bisa dilihat ketika dia berbaur dengan semua kalangan.

Bahkan dia punya semangat dan moto yang terus dia perjuangkan, ingin meningkatkan indeks kebahagiaan seluruh pegawai dan karyawan Sekjen DPR RI, karena menurutnya setiap insan berhak bahagia.

Sebuah konsep hidup yang tidak semua orang memilikinya, membahagiakan diri sendiri, keluarga dan juga membahagiakan orang lain. Sebuah karakter leadership yang mungkin langka untuk saat ini.

Tidaklah berlebihan bila dia menjadi sosok yang layak dan pantas dipercaya untuk menjabat sebagai Pj Gubernur Aceh. Bukan hanya karena kemampuanya yang sudah teruji, bukan karena dia mencintai dan putra Aceh. Namun karena sosok Indra Iskandar memiliki kemampuan untuk memimpin Aceh sebagai duta Pemerintah Pusat. []

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img