Nukilan.id – Video memperlihatkan warga ramai-ramai merekam kemunculan seekor harimau di Aceh Selatan viral di media sosial. Warga mengabadikan kemunculan satwa itu dengan ponsel dari jarak dekat.
Dalam video yang beredar, Kamis (21/10/2021), tampak warga berdiri tak jauh dari lokasi harimau di jalan di area perkebunan. Seorang warga terlihat berjalan mendekat ke arah harimau.
Dia tampak menyelipkan parang di ketiaknya. Warga lain terlihat tidak beranjak.
Harimau itu terlihat berjalan santai masuk ke area perkebunan. Warga tersebut membiarkan satwa langka itu meninggalkan mereka.
“Biarkan saja dia jalan,” kata seorang warga dalam bahasa Aceh.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Agus Arianto, mengatakan video itu direkam di area perkebunan warga di Desa Simpang, Bakongan Timur, Aceh Selatan. Saat itu, beberapa warga yang sedang memanen sawit melihat kemunculan harimau di sekitar lokasi tersebut.
“Kejadiannya itu kemarin sore. Jadi waktu itu mereka sudah berupaya melakukan pengusiran namun harimau itu sepertinya tidak merespons sehingga mereka mengundang masyarakat desa kurang lebih berjarak 2 Km,” kata Agus saat dimintai konfirmasi.
Menurutnya, masyarakat datang ke sana untuk ikut melakukan pengusiran. Setelah mendapat laporan kemunculan harimau, tim gabungan dari BKSDA, polisi serta sejumlah pihak terkait meluncur ke lokasi sejak tadi malam.
“Kami mengantisipasi agar tidak timbul korban dari manusia. Saya lihat sudah berisiko juga masyarakat sudah terlalu dekat,” jelas Agus.
Agus mengatakan pihaknya sudah memberikan pengarahan dan imbauan ke warga agar membatasi aktivitas di lokasi. Masyarakat diminta tidak melakukan tindakan yang mengancam nyawa harimau.
BKSDA telah memasang camera trap di beberapa lokasi. Dia menyebut harimau yang terpantau warga berjumlah satu ekor.
“Kita akan menganalisis apakah harimau tersebut mengalami gangguan fisik dan sama tidak dengan individu yang muncul di desa lain. Mudah-mudahan dari camera trap yang dipasang nanti bisa dapat informasinya, itu berimbas terkait langkah penanganan harimau itu nantinya. Apakah perlu kita rescue untuk kita relokasi kembali ke habitatnya yang layak dan lebih aman,” ujar Agus.
“Informasi konflik di desa itu saya baru dengar sekarang, tapi kalau Bakongan kita lihat peta wilayah memang wilayah pergerakannya mereka. Kalau misalnya itu individu berbeda bisa saja dia hanya melintas,” lanjut Agus. [detikcom]