Nukilan.id – Di masa pandemi, program ma’had (asrama) di Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry diselenggarakan secara daring. Sebab itu, fasilitas di asrama seperti kamar, listrik, dan fasilitas lainnya tak terpakai oleh mahasiswa, namun biaya registrasi asrama masih tetap sama dan tidak diturunkan oleh pihak kampus. Hal itu menuai kritik dari mahasiswa UIN Ar-Raniry.
Ma’had Al-Jamiah merupakan program wajib berbasis pesantren yang bertujuan untuk mewujudkan kampus Islam di lingkungan Perguruan Tinggi Islam Keagamaan Islam (PTKI). Tak terkecuali kampus UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Melalui program ini setiap mahasiswa/mahasantri akan dikenai biaya registrasi atau biaya pembinaan dengan membayar Rp 100.000 bagi yang lulus Tes Placement Al-Qur’an dan Rp 500.000 bagi yang tidak lulus tes.
Eka Suwardi misalnya, mahasiswa Prodi Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, mengatakan di masa pandemi Covid-19 saat ini program ma’had dilaksanakan secara daring. Seharusnya, biaya registrasi bisa dipotong, karena fasilitas yang disediakan tidak dirasakan oleh mahasiswa yang hendak mengikuti program ma’had tersebut.
“Saya heran, fasilitas ma’had tidak terpakai. Tetapi biaya registrasi ma’had tetap kita bayar penuh,” papar Eka kepada Nukilan.id, Sabtu (9/10/2021).
Hal senada juga diungkapkan Syahril Ramadhan, mahasiswa Prodi Kesejahteraan Sosial (Kesos), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Ar-Raniry, ia mengeluh untuk biaya registrasi ma’had sebesar Rp 500 ribu sangat memberatkan mahasiswa di masa pandemi. Menurutnya hal ini juga akan berpengaruh pada berkurangnya niat mahasiswa untuk mengikuti program ma’had UIN Ar-raniry nantinya.
“Bagi saya, biaya sejumlah Rp 500 ribu bagi yang tak lolos tes Al-Quran sangat berat. Apalagi dimasa pandemi ini, susah sekali cari uang,” ujar Syahril.
Menanggapi hal itu, Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Ar-Raniry, Ahmad Jaden meminta biaya pembinaan ma’had digratiskan di masa pandemi. Hal itu dikarenakan biaya pembinaan di masa seperti ini sangat tidak rasional jika dibandingkan dengan fasilitas yang didapatkan mahasiswa.
Jaden mengakui, bahwa pihaknya sudah melakukan audiensi yang membahas tentang biaya pembinaan ma’had dengan pimpinan kampus. Namun, jawaban yang mereka dapatkan sangat normatif dengan dalih akan berusaha untuk memenuhi permintaan mahasiswa dalam menurunkan biaya pembinaan ma’had.
“Kami sudah melakukan audiensi, namun jawaban yang kami terima sangat normatif dan sampai hari ini belum ada jawaban dari rektorat terkait permintaan kami tersebut,” pungkasnya.
Reporter: Hadiansyah