9 Maret Hari Musik Nasional: Mengenang W.R. Soepratman

Share

Nukilan.id – Sejarah Hari Musik Nasional 9 Maret adalah untuk memperingati hari lahir salah satu pahlawan nasional, Wage Rudolf Soepratman, pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Tanggal 9 Maret diperingari sebagai Hari Musik Nasional sejak tahun 2012, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 10 Tahun 2013 tentang Hari Musik Nasional.

Dalam Keppres itu disebutkan pula bahwa peringatan Hari Musik Nasional bukan hari libur nasional.

Baca juga: Ranking Portal Berita di Aceh, Walau Muda Nukilan.id di Posisi Ketujuh

Presiden Republik Indonesia ke-5, Megawati Soekarnoputri, terlanjur menetapkan 9 Maret sebagai Hari Musik Nasional, merujuk pada tanggal yang akhirnya disepakati sebagai hari kelahiran WR Soepratman.

WR Soepratman adalah pencipta lagu Indonesia Raya. Ia mempunyai nama asli Wage Soepratman. Sementara “Rudolf” adalah nama tambahan yang diberikan seorang pria peranakan Belanda-Indonesia bernama Willem van Eldik yang menikahi kakak perempuannya, Roekijem.

Semasa remaja, Wage memang tinggal bersama kakak sulungnya itu di Makassar, tempat Willem berdinas sebagai tentara.

Hari Musik Nasional diperingati setiap 9 Maret, bertepatan dengan kelahiran Wage Rudolf Soepratman.

Kapan tepatnya putra daerah Purworejo itu lahir hingga kini masih menjadi perdebatan. Ada yang menyebut tanggal 9 Maret 1903, tapi sebagian lainnya lebih meyakini bahwa Wage lahir 10 hari setelahnya, yakni 19 Maret (Radix Penadi, Beberapa Catatan Seputar WR Soepratman, 1988:29).

Penelusuran yang dilakukan oleh Dwi Rahardja, peneliti dan pembuat film dokumenter Saksi-saksi Hidup Kelahiran Bayi Wage, justru menghasilkan temuan bahwa sang pencipta lagu “Indonesia Raya” lahir tanggal 19 Maret 1903. Pendapat ini didukung keluarga Soepratman, bahkan dikuatkan dengan keputusan Pengadilan Negeri Purworejo pada 29 Maret 2007.

“Semua pihak seharusnya mengikuti ketetapan PN Purworejo. Diharapkan, Hari Musik Nasional itu dapat segera disesuaikan dengan ketetapan PN Purworejo yang menyatakan bahwa WR Soepratman lahir pada 19 Maret 1903,” kata Dwi Rahardja (Kompas, 15 Maret 2008).

Baca juga: 8 Maret Jadi Tonggak Keadilan Bagi Perempuan Aceh

Akan tetapi, tanggal lahir WR Soepratman yang diabadikan sebagai Hari Musik Nasional masih diperingati setiap 9 Maret hingga detik ini.

Ketertarikan WR Soepratman terhadap seni bermula dari Roekijem dan suaminya, Willem van Eldik, yang memang penyuka musik. Tak jarang, Willem dengan sejumlah teman tentaranya menggelar pertunjukan teater di mes militer mereka di Makassar. Sejak lulus sekolah dasar pada 1914, Wage sudah ikut kakak perempuannya itu ke Sulawesi.

Soepratman mulai mengulik-ulik nada dan syair hingga akhirnya terangkailah untaian lirik sarat semangat nasionalisme dengan balutan aransemen yang menggugah kalbu. Itulah lagu “Indonesia Raya” yang dirampungkan Soepratman pada 1924, dan pertama kali dirilis ke publik pada penutupan Kongres Pemuda ke-II tanggal 28 Oktober 1928.

Baca juga: Nova Iriansyah: Demokrat Aceh Setia Kepada AHY dan Tolak KLB

Lagu kemerdekaan “Indonesia Raya” selalu berkumandang tidak hanya ketika upacara bendera atau peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, melainkan di setiap kegiatan resmi apapun mulai tingkat paling rendah hingga skala nasional.

Lirik dan notasi lagu “Indonesia Raya” pertama kali dimuat di surat kabar Sin Po edisi 10 November 1928, selang 13 hari setelah perhelatan Kongres Pemuda II di mana lagu tersebut pertama kali dinyanyikan.

Peringatan Hari Musik Nasional ini pertama kali dilakukan pada 9 Maret 2013

Koran berisi lirik lagu dan notasi “Indonesia Raya” tersebut pun dicetak 5.000 eksemplar.

Awalnya, lagu tersebut berjudul “Indonesia” dan bukan “Indonesia Raja” atau “Indonesia Raya”. Koran Sin Po sendiri merupakan lahan W.R. Supratman bekerja sebagai jurnalis.

Sumber: tirto.id
Baca juga: Nora Idah Nita: Perempuan Aceh Harus Berperan dan Isi Posisi Strategis

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News