Tuesday, September 17, 2024
1

6 Nelayan Tewas Misterius di Merak Diduga Kena Leptospirosis, Penyakit Apa Itu?

NUKILAN.id | Jakarta – Enam nelayan kapal motor (KM) Sri Mariana ditemukan tewas di perairan Merak pada Minggu (4/8/2024), menarik perhatian publik. Evakuasi jenazah dilakukan sesuai protokol ketat dengan tenaga kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) lengkap, termasuk baju hazmat. Sembilan kontak erat yang ikut jatuh sakit langsung diisolasi, mengingat penyebab kematian kasus tersebut masih ‘misteri’.

Juru bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril menjelaskan bahwa prosedur evakuasi seperti ini dilakukan sebagai tindakan pencegahan kemungkinan penyebaran virus atau bakteri di pintu masuk atau kedatangan.

“Prosedur baku Kemenkes, kalau ada kematian di kapal yang belum diketahui penyebabnya. Tugas Kemenkes RI menjaga pintu masuk baik di darat, laut, dan udara, dari potensi penyakit,” ujar Syahril kepada Kompas.com, Senin (5/8/2024).

“Jadi ini bagian dari protap dan kasus memang harus dilakukan isolasi atau karantina sampai diketahui penyebab pasti. Karantina dilakukan di fasilitas kesehatan,” tambahnya.

Dugaan Awal Penyebab Kematian

Syahril mengungkapkan bahwa pihaknya menduga kematian kru kapal terkait dengan leptospirosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang merupakan penyakit zoonosis, artinya dapat menginfeksi manusia dan hewan.

Penyakit ini terutama menyebar melalui paparan urine hewan yang terinfeksi. Pada manusia, infeksi ini bisa terjadi melalui kontak dengan urine atau tanah hingga air yang terkontaminasi.

Leptospirosis bisa menyebabkan gejala mirip flu ringan atau tanpa gejala sama sekali, namun dapat berujung pada komplikasi serius seperti meningitis, hingga kematian.

Penularan dan Gejala Leptospirosis

Leptospirosis ditularkan melalui kontak dengan urine hewan yang terinfeksi, terutama tikus, yang menyebabkan penyakit ini juga dikenal dengan istilah ‘penyakit kencing tikus’. Selain tikus, hewan lain seperti sapi, babi, kuda, rakun, landak, dan anjing juga berpotensi menularkan leptospirosis.

Gejala leptospirosis bervariasi dalam jenis dan tingkat keparahannya. Leptospirosis ringan dapat menyebabkan demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot (terutama betis dan punggung bawah), ruam tanpa gatal, diare, muntah, panas dingin, mata merah, dan sakit perut. Dalam beberapa kasus, leptospirosis tidak menimbulkan gejala sama sekali.

Gejala leptospirosis berat meliputi penyakit kuning, gagal ginjal, gagal hati, perdarahan, masalah pernapasan, aritmia jantung, meningitis aseptik, dan miokarditis. Gejala biasanya mulai muncul antara 1 hingga 2 minggu setelah terpapar, namun bisa memakan waktu hingga satu bulan.

Penanganan dan Pencegahan

Kemenkes RI terus melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kematian enam nelayan tersebut. Syahril menekankan pentingnya protokol kesehatan dan karantina dalam mencegah penyebaran penyakit di pintu masuk negara. Langkah-langkah pencegahan seperti pemakaian APD lengkap oleh tenaga kesehatan dan isolasi terhadap kontak erat diharapkan dapat mencegah penyebaran lebih lanjut.

Kasus ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap penyakit zoonosis dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, khususnya di sektor kelautan dan perikanan yang rentan terhadap paparan penyakit dari hewan.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img