NUKILAN.ID | Banda Aceh – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, mendeteksi sebanyak 59 titik panas (hotspot) di wilayah Provinsi Aceh pada Jumat (19/9/2025). Titik panas tersebut terpantau melalui citra satelit Terra, Aqua, Suomi NPP (SNPP), dan NOAA20/VIIRS.
Dalam laporan resmi BMKG yang dirilis Sabtu (20/9/2025), titik panas dengan tingkat kepercayaan menengah hingga tinggi itu tersebar di sejumlah kabupaten. Konsentrasi terbanyak berada di Kabupaten Aceh Barat, tepatnya di Kecamatan Arongan Lambalek, yang terdeteksi lebih dari 15 titik panas. Selain itu, titik panas juga muncul di Kecamatan Samatiga, Suakmas, serta sejumlah kawasan di Aceh Besar seperti Kuta Malaka, Lhoong, Seulimum, dan Padang Tiji.
Pantauan satelit juga menemukan titik panas di beberapa wilayah lainnya, antara lain di Kabupaten Aceh Jaya (Krueng Sabee, Sampoiniet, dan Teunom), Aceh Selatan (Kluet Selatan, Singkohor, dan Trumon), serta di wilayah tengah Aceh seperti Silih Nara (Aceh Tengah), Rikit Gaib (Gayo Lues), dan Terangon. Sementara di kawasan timur, titik panas terpantau di Peudada (Bireuen), Samalanga, Muaratiga, dan Muaradua.
Prakirawan BMKG, Dedi, menjelaskan bahwa titik panas merupakan salah satu indikator awal adanya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurutnya, meski belum bisa dipastikan seluruhnya adalah kebakaran aktif, keberadaan hotspot tetap perlu diwaspadai.
“Dari hasil pantauan satelit, pada periode 19 September 2025 pukul 00.00 WIB hingga 23.00 WIB, terdeteksi 59 titik panas di Aceh. Titik panas ini tersebar di berbagai kabupaten dan menjadi indikator potensi karhutla yang harus diantisipasi,” ujar Dedi kepada Nukilan, Sabtu (20/9/2025).
Ia menambahkan, masyarakat diminta untuk tidak melakukan pembakaran terbuka, termasuk membuka lahan dengan cara membakar. “Kami mengimbau agar masyarakat tidak membuang puntung rokok sembarangan dan tidak membakar sampah atau lahan di area terbuka. Kondisi cuaca kering saat ini bisa memicu kebakaran dengan cepat,” tegasnya.
BMKG juga mengingatkan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan dengan memantau wilayah rawan kebakaran dan memperkuat koordinasi dengan tim penanggulangan bencana di lapangan. []
Reporter: Sammy