Nukilan.id – Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distambun) Aceh, Habiburrahman, S.TP, M.Sc menyampaikan bahwa, benih padi yang bersertifikat dan berbarcode sampai bulan Juli sudah mencapai 1400 ton di Aceh.
“Sertifikasi dan Barcode benih itu bertujuan, agar tidak adanya pemalsuan benih padi. Dan kita juga mengedukasi petani Aceh, agar semua padi yang sudah berbarcode bisa dibaca dan dicek langsung melalui android. Saat ini benih yang memiliki label barcode sudah tersebar di beberapa kabupaten di Aceh,” kata Habiburrahman kepada Nukilan.id, Jum’at (2/7/2021).
Kemudian, kata dia, ketika semua benih diberikan barcode, maka dapat memudahkan petani saat mengecek bernih padi tersebut dengan cara scan barcode benih dengan kode QR di handphone android. Sehingga, petani bisa langsung melihat benih tersebut asli atau palsu.
“Ini kita upayakan disaat petani kita menerima manfaat benih berbarcode langsung bisa melihat benar atau tidaknya benih ini asli atau palsu,” ujarnya.
Selain itu, Habiburrahman mengatakan, saat ini benih besertifikat dan berbarcode sudah mulai digemari oleh petani Aceh. Menurut petani sitem tersebut bermanfaat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terutama masalah pada sektor produksi. Karena benih untuk produksi itu mencapai 35%.
Habiburrahman berharap, kedepan semua benih padi yang dipasarkan oleh masyarakat sudah memiliki label barcode dan besertifikat.
Distanbun Aceh, kata dia, menargetkan pada tahun 2021 akan menhasilkan lebih kurang 3500 sampai 4000 ton benih padi yang bersertifikat. Khususnya untuk padi dan kedelai.
Diketahui, untuk mencegah pemalsuan benih padi, Kementerian pertanian (Kementan) melalui Direktorat Perbenihan, Ditjen tanaman pangan meluncurkan fitur barcode atau QR Code pada produk benih sehingga dapat memberikan informasi peredaran benih secara cepat dan tepat. Fitur barcode ini dapat mencegah potensi pemalsuan benih yang kerap terjadi.
Direktur Perbenihan kementan Takdir Mulyadi mengatakan jika QR Code dipindai, akan menampilkan informasi jumlah, mutu, varietas, waktu, tempat serta status benih terkini yang beredar di Indonesia. Informasi ini akan mencegah potensi pemalsuan benih yang merugikan produsen dan petani.[]
Reporter: Irfan