10 Desember Hari Hak Asasi Manusia, Ini Sejarahnya

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh setiap 10 Desember menjadi momentum untuk mengenang perjuangan dan menegaskan kembali pentingnya penghormatan terhadap hak-hak fundamental setiap individu tanpa diskriminasi.

Dari berbagai sumber yang dihimpun Nukilan.id, tanggal ini dipilih untuk menandai pengesahan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) oleh Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 10 Desember 1948. Deklarasi yang terdiri dari 30 pasal ini menjadi dokumen internasional pertama yang menetapkan hak-hak mendasar seperti hak untuk hidup, kebebasan berpendapat, pendidikan, hingga perlindungan hukum.

Proses penyusunan DUHAM dipimpin oleh Eleanor Roosevelt, seorang aktivis HAM yang dikenal atas dedikasinya terhadap kesetaraan dan keadilan sosial. “Deklarasi ini adalah tonggak penting dalam sejarah perjuangan hak asasi manusia di dunia,” ujar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam pidato peringatan Hari HAM tahun ini.

Tantangan Baru di Era Digital

Meskipun berbagai kemajuan telah dicapai, perjuangan menegakkan HAM belum sepenuhnya selesai. Beragam tantangan masih terjadi, mulai dari diskriminasi, pelanggaran kebebasan berpendapat, perdagangan manusia, hingga ketidakadilan sosial.

Di era globalisasi dan digitalisasi, kompleksitas pelanggaran HAM meningkat. Teknologi modern, meski membuka akses informasi yang luas, juga dapat digunakan untuk membatasi kebebasan individu. Penyalahgunaan data pribadi, penyebaran informasi palsu, dan ancaman terhadap privasi menjadi isu yang semakin relevan.

“Teknologi harus digunakan dengan bijak agar tidak melanggar prinsip-prinsip HAM,” kata seorang pengamat HAM dari Universitas Indonesia, Yulia Saraswati. Ia menambahkan, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat dibutuhkan untuk mengatasi ancaman ini.

Momentum Refleksi

Peringatan Hari HAM mengingatkan masyarakat global akan pentingnya solidaritas dan tindakan kolektif untuk mewujudkan dunia yang lebih adil dan inklusif. “Meski tantangan terus ada, perubahan positif selalu mungkin terjadi jika kita bersatu,” ujar Yulia.

PBB mengajak masyarakat internasional untuk memperbarui komitmen dalam melindungi HAM. “Hari Hak Asasi Manusia adalah pengingat bahwa setiap individu memiliki hak yang harus dihormati dan dijaga,” ujar Guterres.

Dengan mengenang sejarah perjuangan dan memahami tantangan yang ada, Hari HAM tahun ini diharapkan menjadi momentum untuk mengambil langkah nyata menuju dunia yang menghargai martabat setiap manusia. (XRQ)

Reporter: Akil Rahmatillah

spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News