Thursday, September 19, 2024
1

Warga Rempang Merasa Belum Merdeka, Tolak Permintaan Maaf Jokowi

NUKILAN.id | Rempang — Warga Pulau Rempang menunjukkan ketidakpuasan mendalam terhadap Presiden Joko Widodo setelah pidato kenegaraan yang disampaikan pada Sidang Tahunan MPR, Jumat (16/8). Meskipun Jokowi meminta maaf atas kesalahan selama masa jabatannya, warga Rempang menilai permintaan maaf tersebut tidak cukup untuk menutupi penderitaan mereka.

Kepada CNN Indonesia, Marsita, seorang warga Kampung Sembulang Pasir Merah, menegaskan bahwa permintaan maaf Jokowi tidak sebanding dengan kerusakan yang mereka alami.

“Maaf enggak cukup. Dia dan kroninya harus merasakan seperti apa hati kami yang hancur, keluarga kami yang terpecah, dan kampung kami yang digusur,” kata Marsita.

Ia menyebutkan bahwa kampung mereka telah dihancurkan untuk proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City, dan mereka merasa terasing di tanah sendiri.

Menurut Marsita, perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tidak memiliki makna bagi mereka. Ia menilai bahwa di saat Presiden dan pejabat pemerintah merayakan kemerdekaan di Ibu Kota Nusantara (IKN), warga Pulau Rempang masih berjuang mempertahankan kampung leluhur mereka dari proyek yang dianggap sebagai bentuk penjajahan modern.

Pendapat serupa disampaikan oleh Nia, seorang warga lain yang merasa sangat kecewa dengan kepemimpinan Jokowi.

“Jokowi gagal memimpin negara. Semua janjinya tidak bisa dipercaya dan tidak ada yang benar,” ujarnya.

Nia menilai proyek Rempang Eco City telah mengabaikan hak-hak warga yang sudah tinggal di daerah tersebut secara turun-temurun.

Sebagai bentuk protes, warga Rempang sempat berniat memasang bendera setengah tiang pada 17 Agustus 2024, namun mereka membatalkan niat tersebut demi menjaga persatuan bangsa. Mereka menganggap perayaan kemerdekaan menjadi tidak berarti ketika tanah mereka diambil alih untuk kepentingan proyek besar.

Di sisi lain, Jokowi dalam pidatonya pada Sidang Tahunan MPR mengungkapkan permintaan maafnya untuk segala kekurangan selama masa jabatannya.

“Kami mohon maaf untuk setiap hati yang mungkin kecewa, untuk setiap harapan yang mungkin belum bisa terwujud,” ungkap Jokowi.

Ia menyadari beban tugas sebagai presiden dan berterima kasih atas dukungan rakyat yang terus mendoakannya.

Namun, bagi warga Rempang, kata-kata maaf tersebut tidak mampu menyembuhkan luka yang mereka rasakan. Mereka menganggap bahwa tindakan nyata lebih dibutuhkan daripada sekadar permintaan maaf, terutama dalam menghadapi proyek yang dinilai merampas hak mereka.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img