NUKILAN.ID | MEULABOH – Warga Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, memprotes pemadaman listrik yang berlangsung berhari-hari tanpa kejelasan. Aksi protes tersebut dilakukan dengan mendatangi Kantor PT PLN ULP Meulaboh Kota pada Sabtu (6/12/2025).
Hingga Sabtu (13/12/2025), sebagian besar wilayah Aceh masih mengalami gangguan listrik pascabencana banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (26/11/2025). Kondisi ini memicu kekecewaan masyarakat karena pemadaman dinilai tidak adil dan tidak sesuai jadwal.
“Kami protes karena sangat kecewa dengan layanan PLN karena pemadaman listrik dilakukan berhari-hari tanpa kejelasan. Bahkan pemadaman listrik juga tidak adil, pilih kasih, dan membuat pelanggan kecewa,” kata Deni Setiawan kepada ANTARA, Sabtu.
Menurut Deni, pemadaman listrik di Aceh Barat, termasuk di pusat kota Meulaboh, dilakukan tanpa kepastian waktu dan kerap melenceng dari jadwal yang disampaikan. Ia mencontohkan, di ruas Jalan Teuku Umar dan kawasan tertentu yang terdapat pejabat, aliran listrik justru menyala selama berhari-hari tanpa padam.
Sebaliknya, di sejumlah permukiman warga, listrik padam hingga lima hari dan tidak menyala sama sekali.
Keluhan serupa disampaikan Ona Nuzul Fitri, warga Desa Seuneubok, Meulaboh. Ia menilai pemadaman berlangsung tidak adil karena di kawasan sekitar desanya listrik menyala, sementara di tempat tinggalnya justru padam berhari-hari.
Hal yang sama juga dirasakan Sabrina, warga Desa Suak Ribee, Meulaboh. Ia mengatakan pemadaman listrik di wilayah permukiman telah berlangsung hampir satu pekan.
“Pernah nyala sekali malam hari pukul 21.00 WIB, lalu paginya padam lagi. Sampai hari ini belum menyala lagi,” keluhnya.
Akibat pemadaman berkepanjangan tersebut, warga mengaku kesulitan mendapatkan air bersih, merasa kepanasan, serta tidak dapat beraktivitas secara maksimal. Selain itu, aktivitas ekonomi masyarakat juga ikut terganggu.
Warga juga menyoroti fakta bahwa Aceh Barat dan Nagan Raya merupakan daerah yang memiliki pembangkit listrik terbesar di Sumatera. Namun demikian, kedua wilayah tersebut justru mengalami pemadaman listrik hingga lebih dari dua pekan.
Sementara itu, Pimpinan PT PLN ULP Meulaboh Kota, Rian, mengatakan pemadaman listrik di wilayah Aceh Barat sepenuhnya berada di bawah pengaturan PT PLN Wilayah Aceh.
“Kami hanya bisa setting saja di sini (Aceh Barat), kami setting satu hari hidup dua hari padam atau kami atur 48 jam menyala, lalu setelahnya padam. Tapi sepenuhnya kendali (menyala atau padam) ada di provinsi, diatur di Banda Aceh,” kata Rian.
Ia menjelaskan, pihak ULP Meulaboh Kota hanya melaporkan kondisi serta jadwal pemadaman ke tingkat provinsi, karena keputusan akhir mengenai menyala atau padamnya listrik ditentukan di Banda Aceh.
Rian menambahkan, belum normalnya pasokan listrik di Aceh hingga saat ini disebabkan proses perbaikan jaringan listrik yang belum sepenuhnya rampung akibat kerusakan pascabencana banjir bandang.





