Wali Nanggroe Tolak Audiensi dengan Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat

Share

Nukilan.id – Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM), Tgk Muslim At Thahiri sangat menyayangkan sikap Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haythar yang menolak audiensi dengan pihaknya, Senin (13/6/2022).

Sebelumnya, pihak IMAM sudah menyurati secara resmi Wali Nanggroe untuk melakukan audiensi sekaligus silaturahmi tapi setelah berkunjung ke kantor Wali Nanggroe, audiensi dibatalkan karena permasalahan jumlah peserta audiensi yang tidak penting.

“Jumlah peserta kita minta tujuh orang tapi pihak Wali Nanggroe minta lima orang, padahal tujuh orang itu menurut kami harus diterima tidak ada alasan untuk ditolak karena tidak memberatkan, dan tidak akan memenuhi meuligoe apalagi meuligeo sangat besar yang dibangun dengan biaya besar dari uang rakyat. Dan sepatutnya oleh Wali Nanggroe menerima perwakilan rakyat yang datang demi rakyat dan bangsa bukan untuk kepentingan pribadi,” katanya.

Padahal kata Tgk Muslim, kedatangan IMAM untuk menyampaikan masukan, saran, atau kritikan dalam beberapa hal untuk kemaslahatan masyarakat Aceh, kemaslahatan Wali Nanggroe, intinya kemaslahatan rakyat Aceh secara umum. Terutama beberapa permasalahan terkait penerapan syari’at dan permasalahan adat istiadat di Aceh, seperti pemberian gelar bangsawan.

Tgk Muslim menyayangkan tekait pemberian gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh.

Pihaknya menilai bahwa Wali Nangroe belum dapat menjalankan adat istiadat Aceh dalam menerima tamu, dimana tamu dari bangsa sendiri tak diterima layaknya sebagai tamu, sedangkan tamu dari luar Aceh dari orang orang yang tidak punya jasa untuk Aceh sangat dimuliakan bahkan dengan mudah diberikan gelar kehormatan bahkan gelar bangsawan

“Salah satu maksud kedatangan kami ingin menyampaikan kepada Wali Nanggroe untuk menginstruksikan pihak terkait khususnya Majelis Adat Aceh (MAA) agar selektif dalam memberikan gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh,” katanya.

Terlebih menjelang penetapan Penjabat (PJ) Gubernur dan Bupati, Pihaknya juga ingin Wali Nanggroe merekomendasikan masing-masing PJ merupakan putra Aceh. Karena hari ini masih banyak putra-putra Aceh yang mampu dan mengerti tentang adat istiadat Aceh dan syari’ah.

“Kali ini kami datang baik baik untuk audiensi dengan mengikuti prosudur, tapi tidak dilayani dan tidak diterima karena jumlah kami tujuh orang, maka jangan salahkan rakyat Aceh jika datang ramai-ramai ke meligoe Wali Nangroe untuk aksi protes berbagai karena kebijakan Wali Nanggro selama ini dalam memberikan gelar kehormatan sangat merugikan Aceh dan memalukan Aceh,” katanya.

Harapan dari IMAM ke depan Wali Nanggroe mengundang kembali atas penolakan jumlah peserta yang hadir, membuat jalinan silaturahmi dapat terjaga.Wali Nanggroe Tolak Audiensi dengan Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat

BITHE.co – Ketua Ikatan Muslimin Aceh Meudaulat (IMAM), Tgk Muslim At Thahiri sangat menyayangkan sikap Wali Nanggroe Malik Mahmud Al Haythar yang menolak audiensi dengan pihaknya, Senin (13/6).

Sebelumnya, pihak IMAM sudah menyurati secara resmi Wali Nanggroe untuk melakukan audiensi sekaligus silaturahmi tapi setelah berkunjung ke kantor Wali Nanggroe, audiensi dibatalkan karena permasalahan jumlah peserta audiensi yang tidak penting.

“Jumlah peseta kita minta tujuh orang tapi pihak Wali Nanggroe minta lima orang, padahal tujuh orang itu menurut kami harus diterima tidak ada alasan untuk ditolak karena tidak memberatkan , dan tidak akan memenuhi meuligoe apalagi meligeo sangat besar yang dibangun dengan biaya besar dari uang rakyat. Dan sepatutnya oleh Wali Nanggroe menerima perwakilan rakyat yang datang demi rakyat dan bangsa bukan untuk kepentingan pribadi,” katanya.

Padahal kata Tgk Muslim, kedatangan IMAM untuk menyampaikan masukan, saran, atau kritikan dalam beberapa hal untuk kemaslahatan masyarakat Aceh, kemaslahatan Wali Nanggroe, intinya kemaslahatan rakyat Aceh secara umum. Terutama beberapa permasalahan terkait penerapan syari’at dan permasalahan adat istiadat di Aceh, seperti pemberian gelar bangsawan.

Tgk Muslim menyayangkan tekait pemberian gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh.

Pihaknya menilai bahwa Wali Nangroe belum dapat menjalankan adat istiadat Aceh dalam menerima tamu, dimana tamu dari bangsa sendiri tak diterima layaknya sebagai tamu, sedangkan tamu dari luar Aceh dari orang orang yang tidak punya jasa untuk Aceh sangat dimuliakan bahkan dengan mudah diberikan gelar kehormatan bahkan gelar bangsawan

“Salah satu maksud kedatangan kami ingin menyampaikan kepada Wali Nanggroe untuk menginstruksikan pihak terkait khususnya Majelis Adat Aceh (MAA) agar selektif dalam memberikan gelar bangsawan Aceh kepada elite politik non Aceh serta elite politik yang bukan merupakan garis keturunan keluarga bangsawan Aceh,” katanya.

Terlebih menjelang penetapan Penjabat (PJ) Gubernur dan Bupati, Pihaknya juga ingin Wali Nanggroe merekomendasikan masing-masing PJ merupakan putra Aceh. Karena hari ini masih banyak putra-putra Aceh yang mampu dan mengerti tentang adat istiadat Aceh dan syari’ah.

“Kali ini kami datang baik baik untuk audiensi dengan mengikuti prosudur, tapi tidak dilayani dan tidak diterima karena jumlah kami tujuh orang, maka jangan salahkan rakyat Aceh jika datang ramai-ramai ke meligoe Wali Nangroe untuk aksi protes berbagai karena kebijakan Wali Nanggro selama ini dalam memberikan gelar kehormatan sangat merugikan Aceh dan memalukan Aceh,” katanya.

Harapan dari IMAM ke depan Wali Nanggroe mengundang kembali atas penolakan jumlah peserta yang hadir, membuat jalinan silaturahmi dapat terjaga. []

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News