Friday, September 20, 2024
1

VUN Kedelai dari Aceh “Si Kipas Merah Bireuen” Mulai Menghilang

Nukilan.id – Kedelai (Glycine max (L.)Merr) merupakan komoditas tanaman pangan yang digunakan sebagai bahan baku produk olahan yaitu tempe, tahu, kecap, susu kedelai dan berbagai produk olahan makanan dan minuman lainnya.

Kedelai mengandung sumber protein nabati yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh diantaranya dapat menurunkan kadar kolesterol, mengurangi resiko kanker, mencegah demensia, menjaga kesehatan tulang dan masih banyak manfaat lainnya.

Kepala UPTD BPSBTPHP Distanbun Aceh Habiburrahman, S.TP, M.Sc mengatakan, komoditi kedelai di tahun 1990-an pernah masuk 5 besar nasional luas tanam terbanyak kedelai di atas 100.000 Ha.

“Salah satu varietas kedelai lokal saat itu yang sangat digemari adalah Kipas Merah Bireuen sehingga mulai tahun 2000-an mulai dijajaki untuk dilakukan pelepasan menjadi Varietas Unggul Nasional,” ujar Habib di Banda Aceh, Senin, 31 Oktober 2022.

Disisi lain, Koordinator Pengawas Benih Tanaman (PBT) Kabupaten Bireuen Rahmayanti, SP menyampaikan, pada tahun 2008 lalu, telah dilakukan riset bersama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bireuen bersama peneliti dari BPTP Aceh dan Pengawas Benih (BPSB) Aceh dengan hasil keluar Surat Keputusan dari Menteri Pertanian (Mentan) tentang pelepasan salah satu varietas unggul lokal menjadi Varietas Unggul Nasional (VUN) yang terkenal dengan Kipas Merah Bireuen. Varietas ini menjadi primadona di seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Aceh

“Varietas Kipas Merah Bireuen mempunyai keunggulan yaitu dapat beradaptasi dengan baik pada dataran rendah sampai kebukit (tegalan), lahan sawah tadah hujan dan irigasi juga lahan gambut,” jelas Rahma.

Untuk diketahui, kesinaran si Kipas Merah Bireuen ini mulai redup dari tahun 2018 sampai dengan sekarang. Varietas ini mengalami kepunahan. Benih sumber menjadi sulit diperoleh bahkan bisa dikatakan sudah tidak ada. Hal ini diakibatkan karena petani/penangkar tidak lagi melakukan budidaya kedelai.

Permasalahan yang saat itu dihadapi oleh petani/penangkar khusus di Aceh adalah harga jual benih kedelai relatif tidak stabil. Modal yang dikeluarkan yang lumayan banyak tidak seimbang dengan harga kedelai yang tidak menguntungkan petani/penangkar. Dikarenakan semakin rendahnya produksi kedelai ditingkat petani, pemerintah menyuplai kedelai tambahan dengan jalan keluar yaitu mengimpor kedelai.

Hal ini semakin membuat sebagian petani/penangkar yang masih bertahan menjadi tersudutkan. Terutama dari segi harga, sehingga petani menjadi beralih ke komoditi jagung, yang nilai pasar masih menjanjikan. Berbagai permasalahan tersebut menjadi salah satu pemicu komoditi kedelai khususnya varietas unggul lokal Kabupaten Bireuen hilang dengan sendirinya.

“Ini merupakan PR untuk kita bersama, bagaimana kita berupaya meningkatkan kembali minat petani/penangkar kedelai,” ujar Rahmah.

Dijelaskan, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian nomor: 55/permentan/SR.120/12/2009, permentan 02/permentan/SR.120/2/2004, kepmentan 620/HK.140/C/04/2020 dan terbaru kepmentan 966/TP.010/C/04/2022.

Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa penangkar benih kacang-kacangan bisa dilakukan dengan sertifikasi benih baku dan pemurnian varietas. Khusus kacang-kacangan klas benih dilakukan dengan pola ganda (poly generation flow) dengan turunan klas benih BS-BD-BP/BP1/BP2-BR/BR1/BR2/BR3/BR4 dan untuk sertifikasi benih melalui pemurnian varietas klas benih yang dihasilkan adalah benih sebar (BR).

Peraturan yang dikeluarkan ini merupakan salah satu cara agar permasalahan yang timbul dikarenakan sulitnya memperoleh benih sumber dapat terselesaikan. Dengan peraturan ini benih dihasilkan tingkat kemurniannya memenuhi standar mutu yang sudah ditetapkan.

Penggunaan varietas unggul berlabel (sertifikat) “Na- berkat” merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas kedelai sehingga hasil akhir yang kita inginkan yaitu peningkatan pendapatan dengan menggunakan varietas Kipas Merah Bireuen dapat terwujud.

“Karena itu, besar harapan agar dukungan dan komitmen pemerintah tinggi terhadap tanaman kedelai khususnya pemurnian kembali Kipas Merah Bireuen,” demikian kata Rahma selaku PBT Madya di Kabupaten Bireuen.(Adv)

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img