NUKILAN.id | Banda Aceh – Pada tahun 2017 lalu, anggota DPR RI asal Aceh, Nasir Djamil, mengusulkan agar pemerintah Aceh membangun Museum Perdamaian. Usulan ini mendapat dukungan dari anggota DPR Aceh yang juga pernah menyuarakan hal serupa beberapa tahun sebelumnya.
Museum Perdamaian diharapkan dapat menjadi sarana untuk merawat memori kolektif rakyat Aceh terhadap konflik yang pernah terjadi di daerah tersebut. Selain itu, museum ini juga bisa menjadi tempat rujukan untuk penelitian, pengembangan, dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penyelesaian konflik.
Pemerintah Aceh sendiri telah menyiapkan lahan di Jalan Soekarno-Hatta untuk pembangunan museum ini. Namun, hingga kini belum tampak tanda-tanda akan dimulainya pembangunan.
Menurut beberapa pihak, alangkah lebih baik jika Museum Perdamaian digabungkan dengan Museum Tsunami Aceh. “Museum Tsunami dan Perdamaian Aceh” bisa menjadi nama yang mencerminkan kedua peristiwa penting tersebut. Apalagi, lantai 3 Museum Tsunami Aceh masih kosong dan belum banyak terisi. Dengan demikian, penggabungan ini diharapkan dapat menghemat anggaran.
Untuk mengetahui pendapat warga, tim Nukilan.id melakukan wawancara dengan beberapa warga di Banda Aceh. Salah satu warga, Salah satu warga, Rahmad, berpendapat bahwa penggabungan Museum Perdamaian dengan Museum Tsunami merupakan ide yang baik karena dapat menghemat biaya dan memungkinkan pengunjung untuk belajar lebih banyak dalam satu tempat.
“Menurut saya, penggabungan ini ide yang baik. Selain menghemat biaya, pengunjung bisa belajar lebih banyak dalam satu tempat,” kata Rahmad kepada Nukilan.id, Sabtu (29/6/2024).
Namun, berbeda dengan pendapat Rahmad, Nuraini, seorang ibu rumah tangga, merasa bahwa meskipun ia mendukung adanya Museum Perdamaian, akan lebih baik jika museum tersebut dibangun dalam gedung baru. Ia beralasan bahwa Museum Tsunami sudah memiliki nilai sejarah tersendiri dan mungkin akan lebih baik jika Museum Perdamaian juga memiliki tempat khusus.
“Saya setuju dengan adanya Museum Perdamaian, tetapi alangkah lebih baik jika dibangun gedung baru. Museum Tsunami sudah punya nilai sejarah sendiri, dan mungkin akan lebih baik jika Museum Perdamaian juga punya tempat yang khusus,” ujar Nuraini.
Pendapat warga Aceh ini menunjukkan adanya beragam pandangan mengenai usulan tersebut. Apapun keputusan akhirnya, yang jelas keberadaan Museum Perdamaian diharapkan dapat menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang, serta sebagai simbol penyelesaian konflik dan perdamaian yang abadi di Aceh. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah