NUKILAN.id | Bireuen — Institut Agama Islam (IAI) Almuslim resmi beralih status menjadi Universitas Islam Aceh. Perubahan bentuk ini disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 1258 Tahun 2024 tentang Izin Perubahan Bentuk IAI Almuslim Aceh menjadi Universitas Islam Aceh.
Pengumuman ini diperkuat dengan surat dari Direktorat Pendidikan Islam yang diterbitkan pada Senin, 6 Januari 2025, dan ditandatangani oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam, Sahiron.
Dikutip dari Komparatif.id, keberhasilan perubahan status tersebut menjadi capaian besar di bawah kepemimpinan Rektor Dr. Nazaruddin, M.A. Prestasi ini juga merupakan kebanggaan Yayasan Almuslim Peusangan (YAP) yang kini menaungi dua universitas: Universitas Almuslim Peusangan (Umuslim), yang berdiri sejak 2003, dan Universitas Islam Aceh (UIA), yang lahir pada 2024.
UIA berakar pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Almuslim yang didirikan oleh Jamiatul Almuslim di Kampus Induk Perguruan Tinggi Almuslim, Peusangan. STIT Almuslim berdiri pada 1985 dengan program studi Pendidikan Agama Islam (PAI) dan memperoleh izin operasional dari Rektor IAIN sekaligus Kepala Kopertais Aceh, Prof. H. Ibrahim Husein, pada 21 Mei 1986.
STIT Almuslim terus eksis hingga tahun 2000. Ketika gagasan pendirian Universitas Almuslim mulai bergulir, STIT Almuslim memilih tetap mandiri. Pada 2003, setelah lahirnya Universitas Almuslim (Umuslim), STIT Almuslim menjadi entitas tersendiri di bawah YAP.
Jafar Yusuf, Lc., menjadi sosok penting yang memimpin STIT Almuslim sejak awal berdiri hingga 2000. Setelah masa tugasnya berakhir, tongkat kepemimpinan diteruskan kepada Dr. H. Muchtar Alamsyah, M.H., yang memimpin selama dua periode hingga 2010. Di penghujung kepemimpinannya, STIT Almuslim berubah menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Almuslim berdasarkan keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam pada 2010.
Dr. Saifullah, M.Pd., memimpin STAI Almuslim dari 2010 hingga 2022. Selama masa kepemimpinannya, pada 2014, STAI bertransformasi menjadi IAI Almuslim. Pada 2022, estafet kepemimpinan berlanjut kepada Dr. Nazaruddin, M.A., yang membawa visi besar menjadikan institusi ini sebagai mercusuar pendidikan tinggi Islam.
Di bawah kepemimpinannya, perjalanan panjang IAI Almuslim akhirnya mencapai puncaknya dengan perubahan status menjadi Universitas Islam Aceh di akhir 2024, sebuah pencapaian monumental di tengah perayaan tahun baru.
Kini, Universitas Islam Aceh menjadi universitas keempat di Bireuen, bergabung dengan Universitas Almuslim, Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (Uniki), dan Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh (Ummah). Kendati menjadi yang termuda, Universitas Islam Aceh memiliki akar sejarah kuat sebagai sekolah tinggi pertama di Bireuen, sejalan dengan filosofi Aceh tuha bijeh, biji yang tua meski baru tumbuh.