NUKILAN.id | Banda Aceh – Kabar mengejutkan datang dari internal Partai Adil Sejahtera (PAS) Aceh. Tgk H Bulqaini, S.Sos.I, atau yang lebih dikenal sebagai Tu Bulqaini, dikabarkan dinonaktifkan dari posisinya sebagai Ketua Majelis Tandziah PAS Aceh. Informasi ini beredar luas di grup WhatsApp sejak Jumat (6/12/2024) pagi.
Menurut sumber internal partai, keputusan tersebut diduga terkait gaya kepemimpinan Tu Bulqaini yang dinilai terlalu dominan atau “one-man show.” Hal ini dianggap memicu ketegangan di tubuh partai, yang baru pertama kali berpartisipasi dalam pemilu.
Selain itu, transparansi kebijakan keuangan partai juga disebut menjadi salah satu isu yang memanaskan suasana. Ketegangan internal semakin tajam pasca kekalahan pasangan calon gubernur Om Bus. Beberapa kader potensial, seperti Muhammad Nur dari PAS Aceh Utara dan Ketua Mustasyar MPW PAS Aceh Barat Daya, bahkan diberhentikan setelah mereka disebut mengalihkan dukungan kepada pasangan Mualem-Dek Fadh.
Belum Ada Konfirmasi Resmi
Hingga Sabtu (7/12/2024), pengurus teras PAS Aceh masih bungkam terkait kabar ini. Ketua Majelis Mustasyar PAS Aceh, Tgk Haji Hidayat Muhibuddin Waly, SE, belum memberikan tanggapan, begitu juga dengan sejumlah pengurus lainnya yang dihubungi.
Namun, Wakil Sekjen PAS Aceh, Hamdan Budiman, menyatakan bahwa Majelis Mustasyar memiliki kewenangan penuh untuk menunjuk atau memberhentikan pengurus Majelis Tandziah, termasuk ketua.
“Berdasarkan Anggaran Dasar PAS Aceh yang telah disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM, Majelis Mustasyar adalah lembaga tertinggi dalam partai. Mereka memiliki kewenangan penuh untuk membuat, menetapkan, serta mengubah pedoman umum partai,” ujar Hamdan dikutip dari Dialeksis.com, Minggu (8/12/2024).
Keteguhan Struktur Partai
Hamdan menegaskan, desain struktur organisasi PAS Aceh sengaja melibatkan ulama sebagai pemimpin utama dan mengedepankan prinsip musyawarah. Struktur ini, menurutnya, bertujuan menjaga kesolidan partai dari upaya perpecahan, baik internal maupun eksternal.
“Dengan sistem yang jelas dan prinsip musyawarah, kami yakin PAS Aceh dapat tetap solid menghadapi tantangan politik di masa depan,” tambah Hamdan.
Pemecatan Kader dan Dinamika Internal
Kekalahan pasangan Om Bus di Pilkada sebelumnya dinilai menjadi titik krusial perpecahan di internal PAS Aceh. Keputusan untuk memecat beberapa kader yang mendukung pasangan calon lain memunculkan kritik dari berbagai pihak. Situasi ini semakin mempersulit konsolidasi di internal partai.
Kabar dinonaktifkannya Tu Bulqaini turut memunculkan spekulasi baru mengenai arah dan dinamika politik PAS Aceh menjelang Pilkada 2024. Apakah ini menjadi awal dari restrukturisasi besar-besaran di tubuh partai? Hanya waktu yang akan menjawab.
PAS Aceh, yang dikenal dengan basis kekuatannya di kalangan ulama dayah, kini menghadapi ujian besar untuk menjaga stabilitas di tengah dinamika politik yang semakin kompleks. Pihak partai diharapkan segera memberikan klarifikasi resmi terkait isu ini untuk meredam spekulasi dan menjaga kepercayaan publik.
Editor: Akil