NUKILAN.ID | BANDA ACEH — Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) serta masyarakat terus mengintensifkan upaya pembersihan fasilitas pendidikan yang terdampak banjir bandang di Aceh Utara dan Aceh Tengah.
Berdasarkan rilis Badan Komunikasi Republik Indonesia (Bakom RI) yang disampaikan di Jakarta, Selasa (23/12/2025), tim gabungan kembali membersihkan dua sekolah, yakni SD Negeri 01 Samudera di Aceh Utara dan SD Negeri 9 Kebayakan di Aceh Tengah, sebagai bagian dari percepatan pemulihan kegiatan belajar-mengajar.
Di lokasi, prajurit TNI bersama warga terlihat bergotong royong mengangkat endapan lumpur, menyemprot ruang kelas menggunakan air bersih, serta membersihkan area sekolah yang tertutup material sisa banjir. Lumpur tebal yang menempel di lantai, meja belajar, hingga dinding kelas dibersihkan meskipun dengan peralatan terbatas.
Kehadiran aparat di lapangan tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga memberikan dorongan semangat bagi para guru, siswa, dan warga yang sebelumnya kewalahan melakukan pembersihan secara mandiri karena mereka juga merupakan korban terdampak bencana.
Aksi tersebut mencerminkan kepedulian bersama terhadap keberlangsungan dunia pendidikan, khususnya bagi anak-anak yang terdampak banjir. Sekolah yang kembali bersih dan layak digunakan dinilai menjadi langkah awal penting dalam pemulihan kehidupan para pelajar agar tidak terlalu lama kehilangan kesempatan belajar.
Sejak hari pertama bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Aceh pada November lalu, pemerintah telah mengerahkan seluruh unsur, mulai dari TNI, Polri, hingga instansi terkait, untuk melakukan evakuasi dan membantu masyarakat terdampak.
Upaya penanganan kemudian berlanjut pada tahap pemulihan berbagai fasilitas umum. Hingga kini, aparat masih berada di lapangan membantu warga membersihkan dan memperbaiki sejumlah sarana vital, seperti jembatan, sekolah, kantor desa dan kelurahan, puskesmas, serta rumah ibadah, termasuk masjid dan gereja.
Kehadiran aparat di tengah masyarakat tersebut menegaskan bahwa negara tidak hanya hadir pada masa darurat, tetapi juga tetap mendampingi warga dalam proses pemulihan pascabencana.

