Nukilan.id – Ekspor Tiongkok bulan Februari 2021 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengukir rekor baru. Berdasarkan nilai dolar, ekspor tumbuh 154,9%, sedangkan impor naik 17,3%, tertinggi sejak Oktober 2018. Demikian disampaikan Bea Cukai Tiongkok hari ini, Minggu (7/3/2021).
Dalam kurun waktu Januari-Februari, berdasarkan nilai tukar dolar, ekspor tumbuh 60,6%, di atas perkiraan survei ekonom Reuters sebesar 38,9%. Pesatnya pertumbuhan ekspor dikarenakan tahun lalu Tiongkok sudah memasuki periode lockdown akibat Covid-19 yang menghentikan roda perekonomian, sehingga membuat pertumbuhan tahun ini menjadi sangat tinggi.
Berdasarkan nilai yuan, ekspor Tiongkok tumbuh 50,1% dalam dua bulan pertama, sementara impor naik 14,5%. Bea Cukai Tiongkok mengatakan bahwa tahun lalu, ekspor Januari-Februari turun 9,7%. Jika dibandingkan tahun normal alias tanpa Covid-19, seperti tahun 2018 dan 2019, pertumbuhan ekspor Tiongkok tetap tinggi di kisaran 20%.
Bea Cukai Tiongkok mengatakan, meningkatnya ekspor juga didorong oleh pulihnya sektor manufaktur di Eropa dan AS, dikombinasikan dengan stimulus fiskal di barat yang mendorong permintaan impor produk Tiongkok.
“Ditambah lagi, sebagian besar pabrik di Tiongkok memilih tetap buka sepanjang libur Imlek Februari lalu…sehingga pengiriman produk langsung dikirim tanpa menunggu libur Imlek selesai,” demikian bunyi pernyataan Bea Cukai Tiongkok.
Impor Januari-Februari 2021 naik 22,2% (berdasarkan nilai tukar dolar), di atas perkiraan Reuters sebesar 15%. Menurut Bea Cukai, kenaikan impor diakibatkan penimbunan semikonduktor dan produk sektor energi.
Dengan demikian, Tiongkok mencatat surplus US$ 103,25 miliar dalam dua bulan pertama 2021. Sejumlah analis memperkirakan surplus akan menyusut ke US& 60,15 miliar di akhir tahun, dibandingkan surplus US$ 78,17 miliar di akhir 2020.
Sepanjang 2020, Perekonomian Tiongkok tumbuh 2,3% ditopang penjualan produk kesehatan dan peralatan work from home atau kerja dari rumah. Meskipun bertumbuh, angka ini adalah yang terendah dalam 44 tahun terakhir. Tahun ini, Tiongkok menargetkan pertumbuhan moderat di kisaran 6%. Pertimbangannya adalah Covid-19 dan ketegangan perdagangan dengan AS masih ada. Tiongkok masih surplus US$ 51,26 miliar dengan AS dalam dua bulan pertama 2021.
(Sumber: Beritasatu.com)