NUKILAN.id | Banda Aceh – Tradisi Teumuntuk, yang masih dijalankan oleh masyarakat Aceh Besar hingga kini, menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial dan budaya daerah tersebut. Tradisi ini menggambarkan semangat kebersamaan dan nilai sosial yang kuat, meskipun tak banyak dikenal masyarakat luas.
Teumuntuk adalah kebiasaan memberikan uang dalam berbagai acara adat di Aceh Besar. Tradisi ini menunjukkan keikhlasan dan kerelaan pihak pemberi tanpa adanya jumlah yang ditentukan. Faridah Ibrahim, anggota bidang lembaga adat Majelis Adat Aceh (MAA) Aceh Besar, menjelaskan bahwa Teumuntuk memiliki makna mendalam dalam mempererat hubungan kekeluargaan.
“Tidak ada ketentuan pasti mengenai jumlah uang yang diberikan. Semua bergantung pada kerelaan dan keikhlasan si pemberi,” ujar Faridah kepada RRI beberapa waktu lalu.
Dalam acara pernikahan, Teumuntuk diberikan saat prosesi peusijuk yang dipimpin oleh pemangku adat. Setelah itu, keluarga besar dari pihak perempuan (dara baro) juga memberikan Teumuntuk kepada pihak laki-laki (linto baro).
Tradisi ini juga terlihat pada momen Tueng Dara Baro, yaitu saat pengantin perempuan diantar ke rumah pengantin laki-laki. Di acara ini, keluarga besar pihak laki-laki memberikan Teumuntuk kepada pihak perempuan.
Tak hanya terbatas pada keluarga mempelai, para tamu undangan juga turut memberikan Teumuntuk. Bahkan, meski tak membawa kado, tamu tetap menyampaikan uang sebagai bentuk penghormatan kepada tuan rumah.
Selain pernikahan, tradisi Teumuntuk juga diterapkan dalam acara sunat Rasul. Anak yang akan disunat menerima Teumuntuk sebagai bagian dari prosesi peusijuk, memperkuat kesan bahwa tradisi ini mencakup berbagai aspek kehidupan adat masyarakat Aceh Besar.
Editor: Akil