Sunday, June 30, 2024

Teuku Afifuddin Raih Gelar Doktor dengan Disertasi tentang “Peugah Haba”

NUKILAN.id | Solo – Teuku Afifuddin, S.Sn, M.Sn, seniman Aceh sekaligus Ketua Dewan Kesenian Aceh (DKA) dan dosen ISBI Aceh, berhasil meraih gelar doktor dengan disertasi berjudul “Perubahan Bentuk Peugah Haba Dari Tradisi Lisan ke Pertunjukan”. Ujian terbuka berlangsung pada 25 Juni 2024 di ruang Seminar gedung Pascasarjana Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Teuku Afifuddin menjadi lulusan ke-123 dari Pascasarjana ISI Surakarta.

Penelitian ini mengkaji perubahan bentuk tradisi lisan “Peugah Haba” di masyarakat Aceh, khususnya di bagian barat selatan Aceh. “Peugah Haba” telah berevolusi dari tradisi lisan menjadi pertunjukan teater modern. Perubahan ini dipelopori oleh tokoh seni Mak Lapee asal Manggeng dan diteruskan oleh muridnya, Teungku Adnan PMTOH, serta Agus Nur Amal, murid dari Teungku Adnan PMTOH. Disertasi ini menyoroti bagaimana penciptaan teater Indonesia, khususnya di Aceh, terjadi berdasarkan pengaruh lokal tanpa dominasi pengaruh teater Barat.

Afifuddin menjelaskan bahwa pertunjukan “Peugah Haba” yang tercipta dari bentuk tradisi lisan mampu menembus kancah global. Proses perubahan ini tidak hanya menyangkut aspek artistik dari hasil pembaruan yang dalam masyarakat Aceh disebut Seubaro, tetapi juga membawa implikasi konseptual penting dalam memahami dan mengembangkan teater Indonesia berbasis lokalitas.

Dalam ujian tersebut, Dr. Aris Setiawan, S.Sn., M.Sn selaku Promotor menyampaikan, “Kebaruan dari penelitian ini menjadi palang pintu untuk membuka lorong kecil dalam menemukan upaya bagaimana kesenian Aceh itu berkembang. Dari titik hanya sekedar mitos (Dangdeuria) yang oleh Mak Lapee menjadi realitas yang dipanggungkan. Kebaruan hasil penelitian ini menjadi peta jalan bagi penelitian teater berikutnya di Aceh,” tegasnya.

Bentuk pertunjukan “Peugah Haba” yang dilakukan oleh Mak Lapee kemudian dianalisis menggunakan perspektif masyarakat Aceh terhadap kesenian dan olahraga. Masyarakat Aceh menyebut “meu’en” untuk kegiatan kesenian dan olahraga seperti meu’en seudati, meu’en rapa’i, meu’en saman, meu’en bhan (sepak bola). Perspektif ini kemudian dirumuskan menjadi sebuah konsep oleh Afifuddin untuk melihat bentuk kesenian di Aceh, terutama “Peugah Haba.”

Konsep meu’en dalam disertasi ini memiliki unsur-unsur yaitu awak meu’en (pemain/penyaji), meuneu’en (mainan/yang dimainkan/konten), peumeu’en (cara/metode memainkan), alat meu’en (peralatan main), panteu (tempat bermain), dan tereutib meu’en (urutan/alur bermain). Konsep meu’en tidak hanya cocok untuk menganalisis bentuk Peugah Haba, tapi juga untuk kesenian lain di Aceh, bahkan untuk daerah lain, dengan penyesuaian bahasa saja.

Afifuddin menjadi doktor teater pertama untuk Prodi Teater ISBI Aceh dan Ketua Dewan Kesenian Aceh pertama yang bergelar Doktor Seni. Hadir dalam acara tersebut Dr. Marwan, WR II ISBI Aceh, mewakili Rektor ISBI Aceh yang berhalangan hadir karena harus membuka acara Peksimida Aceh di ISBI Aceh. Selain itu, hadir juga ketua Yayasan Masyarakat Aceh Surakarta, Adi Fa, beserta masyarakat Aceh yang ada di Surakarta.

Pada momen ini, juga disajikan kuliner Aceh seperti Kuah Beulangong dan timphan asoe kaya sebagai salah satu upaya promosi budaya Aceh. Saat sidang akan di skorsing untuk menghitung nilai, Teuku Afifuddin diminta oleh pimpinan sidang untuk mempertunjukan “Peugah Haba” yang terbaru sebagai bukti bahwa promovendus benar-benar menguasai objek penelitiannya.

Afifuddin kemudian menyampaikan ucapan terima kasih dalam bentuk Peugah Haba menggunakan cha’e (irama) dan tuto (tutur) yang kemudian disambut dengan hal yang sama oleh ketua penguji yang membacakan menskorsing sidang dengan bentuk Peugah Haba tapi dengan irama Jawa. Ini kali pertama ujian terbuka disertasi yang berbeda dari yang pernah ada karena ada penggalan pertunjukan.

Editor: Akil Rahmatillah

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img