Nukilan | Simeulue — Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Banda Aceh (BPOM Aceh) melaksanakan pengawalan program Desa Pangan Aman di Desa Lauke, Kecamatan Simeulue Tengah, Kabupaten Simeulue, Rabu (23/7/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari pelaksanaan Program Prioritas Nasional di bidang keamanan pangan dan pencegahan stunting.
Kegiatan berlangsung di dua lokasi, yakni Balai Desa dan Rumoh Gizi Gampong, bersamaan dengan pelaksanaan Posyandu Desa. Selain pemeriksaan kesehatan rutin, para kader desa juga menggelar praktik pengolahan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) berupa puding daun kelor untuk anak-anak berisiko stunting.
Sebanyak 30 orang mengikuti sosialisasi keamanan pangan, sementara peserta Posyandu tercatat sebanyak 56 orang, terdiri dari ibu hamil, balita, dan anak-anak.
Kepala BPOM Aceh, Yudi Noviandi mengatakan, Desa Lauke telah menunjukkan kemajuan sebagai salah satu desa yang menerapkan program keamanan pangan secara mandiri. “Kami berharap Desa Lauke dapat naik tingkat menjadi Desa Pangan Aman Madya dan menjadi contoh bagi desa lain di Simeulue,” ujar Yudi dalam keterangannya kepada Nukilan, Rabu (23/7/2025).
Kegiatan ini turut dihadiri oleh perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Simeulue bidang Kesehatan Masyarakat serta Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana Simeulue.
Dalam sesi praktik, Ketua Dharma Wanita Persatuan BBPOM Aceh, Eka Satya Marti, memandu langsung pembuatan puding daun kelor. Ia menekankan pentingnya pemilihan bahan pangan yang tepat, khususnya bagi anak-anak dengan risiko stunting. “Penggunaan susu UHT lebih disarankan ketimbang krimer kental manis, karena nilai gizinya lebih sesuai untuk kebutuhan anak,” jelasnya di hadapan kader yang tergabung dalam tim Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).
Program Desa Pangan Aman di Lauke ini merupakan hasil usulan masyarakat melalui dana desa yang telah dirancang sejak tahun lalu. Dalam implementasinya, BBPOM Aceh mendorong penerapan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB) secara berkelanjutan, agar masyarakat memiliki pengetahuan dasar dalam mengolah makanan yang sehat dan aman.
Melalui sinergi antara sosialisasi, pelatihan, dan praktik langsung, intervensi ini diharapkan dapat mendukung percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Simeulue. Program ini juga memperkuat kapasitas kader desa dalam menyediakan pangan lokal bergizi yang mudah diakses masyarakat. []
Reporter: Sammy