NUKILAN.id | Banda Aceh — Upaya pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan di ruang sidang atau gedung pemerintahan. Ia harus dimulai dari ruang kelas, dari pikiran-pikiran muda yang jujur dan belum tercemari. Semangat inilah yang diusung Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Besar saat menggelar Kampanye Anti Korupsi di SMA Negeri Modal Bangsa, Jumat (2/5/2025).
Dengan tema “Tindak Pidana Gratifikasi” dan slogan “Kenali Gratifikasi, Tolak Korupsi!”, kegiatan ini mendapat sambutan antusias dari lebih 80 siswa dan guru. Mereka larut dalam diskusi hangat yang dipandu langsung oleh Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Besar, Filman Ramadhan, S.H., M.H., bersama tim jaksa muda.
Dengan gaya penyampaian yang komunikatif dan ringan, Filman menjelaskan bahwa gratifikasi bukan sekadar pemberian biasa. Jika terkait dengan jabatan dan melanggar kewajiban penerima, gratifikasi dapat dikategorikan sebagai suap.
“Korupsi bukan hanya merugikan negara, tetapi juga merampas masa depan generasi muda. Kami hadir untuk menanamkan keberanian berkata tidak pada korupsi, bahkan sejak di bangku sekolah,” ujar Filman di hadapan para siswa.
Lebih lanjut, ia juga mengenalkan konsep pembuktian terbalik dalam tindak pidana korupsi, serta mengajak siswa untuk memahami secara utuh perbedaan antara suap dan gratifikasi. Edukasi hukum seperti ini, menurutnya, penting diberikan sejak usia dini untuk membangun fondasi integritas yang kuat.
Kepala SMA Negeri Modal Bangsa, Misra, S.Pd., M.Pd., menyambut baik inisiatif Kejari Aceh Besar. Ia menilai kegiatan ini sebagai bentuk sinergi antara institusi penegak hukum dan dunia pendidikan dalam membentuk karakter pelajar yang berintegritas.
“Kegiatan ini sebagai bentuk kolaborasi positif dalam membangun karakter pelajar yang jujur dan bertanggung jawab,” ujarnya.
Kampanye ditutup dengan sesi foto bersama antara jaksa dan siswa—momen simbolik dari komitmen bersama menciptakan masa depan yang bebas dari praktik korupsi.
Dengan pendekatan edukatif yang segar dan bersahabat, Kejari Aceh Besar membuktikan bahwa perang melawan korupsi bisa dimulai dari ruang kelas. Sebab, masa depan bangsa terletak di tangan generasi yang hari ini sedang duduk, mendengarkan, dan belajar untuk berkata: tidak pada korupsi.