Nukilan.id | Banda Aceh – United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) menetapkan syair-syair Hamzah Fansuri masuk dalam kategori warisan Memory of the World (MOW). Hal tersebut disampaikan UNESCO dalam dokumen bernomor 221 EX/17.INF di Paris, 18 Maret 2025. Syair-syair Hamzah Fansuri ini diusulkan secara Bersama oleh Indonesia melalui Perpusnas RI dan Malaysia melalui Perpustakaan Negara). Sebelumnya, Hikayat Aceh juga sudah ditetapkan sebagai MOW oleh UNESCO.
Dikutip Nukilan dari dokumen UNESCO, untuk nominasi 2024-2025, UNESCO memasukkan 74 warisan MOW baru dari berbagai negara. Lima di antaranya diusulkan oleh Indonesia dengan beberapa negara lainnya, yaitu The Works of Hamzah Fansuri, Archives of Javanese Dance: Mangkunegaran Dance Arts, 1861-1944, The Sang Hyang Siksa Kandang Karesian Manuscript, The Birth of the Association of Southeast Asia Nations (ASEAN) (Archives about the Formation ASEAN, 1967-1976) yang diusulkan bersama Malaysia, Singapura, dan Thailand, dan Kartini Letters and Archive: the struggle for gender equality yang diusulkan bersama Kerajaan Belanda.
Dalam dokumennya, UNESCO menjelaskan bahwa Hamzah Fansuri memiliki kontribusi besar terhadap budaya Melayu dan pemikiran intelektual di abad ke-16. Dia menjadi orang pertama yang membangun fondasi perdebatan sarjana di bidang bahasa melalui syair-syair dan prosanya.
“Karya-karyanya dalam bentuk syair populer di Nusantara, berpengaruh besar terhadap sastra Melayu dan menjadi fondasi dasar untuk sastra Indonesia dan Malaysia modern,” demikian tertulis dalam dokumen tersebut. []
Reporter: Sammy