NUKILAN.id | Banda Aceh — Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim) Aceh hingga kini belum mengumumkan kepada publik sisa 1.000 unit rumah dhuafa atau rumah layak huni yang menjadi bagian dari program Pemerintah Aceh tahun anggaran 2025.
Dari total 3.000 unit rumah yang dijanjikan, sejauh ini baru 2.000 unit yang telah diumumkan pada masa Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Safrizal ZA. Ketidakterbukaan informasi ini pun menuai kritik dari kalangan masyarakat sipil.
“Dinas Perkim Aceh yang belum mengumumkan 1.000 unit rumah dhuafa lagi dari 2000 unit yang telah diumumkan,” ujar Koordinator Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), Alfian, dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (30/4/2025).
Menurut Alfian, sikap diam Perkim Aceh menunjukkan lemahnya komitmen dalam hal transparansi dan tata kelola pemerintahan yang baik. Ia menilai, perlu adanya ketegasan dari pucuk pimpinan daerah untuk melakukan pembenahan menyeluruh.
“Jadi di sini tentunya peran Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dalam mengevaluasi dan mengawasi kinerja bawahan menjadi penting, sehingga capaian harapan yang diharapkan dapat terjadi,” terangnya.
Ia juga menyoroti penggunaan anggaran yang bersumber dari pokok-pokok pikiran (pokir) anggota dewan, yang menurutnya kerap digunakan demi kepentingan oknum tertentu. Hal itu, kata Alfian, justru menjauhkan program pemerintah dari visi dan misi yang telah dicanangkan.
“Maka peran gubernur dalam melakukan review atas kebijakan anggaran pokir menjadi penting, sehingga visi Aceh menjadi keutamaan dibandigkan membiarkan para oknum yang hanya memikirkan kepentingan ekonominya dari uang rakyat Aceh,” ucapnya.
Lebih lanjut, Alfian mendorong Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh untuk segera mengambil langkah-langkah konkret dalam mengevaluasi birokrasi, demi mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
“Sehingga langkah kepatutan perlu segera mungkin dilakukan dan melahirkan tata kelola yang baik dan kuat,” tutupnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Perkim Aceh belum memberikan tanggapan atas keterlambatan pengumuman sisa 1.000 unit rumah dhuafa tersebut.
Editor: Akil