Siapkan Pendidikan Berkarakter di Era AI, Pimpinan Cendekia Darussalam Ikuti Program UNESCO di Tiongkok

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pimpinan Perguruan Islam Cendekia Darussalam, Dr. Edwar M. Nur, menjadi salah satu peserta dalam The Belt and Road Teacher Development Exchange Project, sebuah program internasional yang diinisiasi oleh UNESCO bersama sejumlah institusi pendidikan di Tiongkok. Kegiatan ini berlangsung selama 15 hari, sejak 26 Oktober hingga 11 November 2025, dan diikuti oleh 50 peserta dari 23 negara.

Program tersebut berfokus pada penerapan Social Emotional Learning (SEL) bagi guru dan siswa di tengah pesatnya perkembangan Artificial Intelligence (AI) di dunia pendidikan. Selama program, peserta mengikuti seminar, dialog bersama pakar pendidikan global, lokakarya kolaboratif lintas negara, serta kunjungan lapangan ke sekolah dan universitas yang telah mengintegrasikan pembelajaran SEL dengan teknologi AI.

Beberapa lembaga pendidikan di Tiongkok diketahui telah mengembangkan sistem pemantauan berbasis AI untuk membantu guru mengidentifikasi kebutuhan akademik dan emosional siswa secara lebih cepat dan tepat. Sistem ini dinilai mampu meningkatkan efektivitas pendampingan guru terhadap perkembangan karakter dan kesejahteraan mental siswa.

Menurut Dr. Edwar M. Nur, integrasi antara SEL dan AI merupakan langkah penting untuk memperkuat karakter sekaligus menjaga kesehatan mental peserta didik di tengah arus transformasi digital.

“Kehadiran teknologi harus tetap menempatkan guru dan interaksi manusia sebagai inti pembelajaran. AI dapat menjadi alat bantu yang memperkuat kemampuan guru memahami dan mendampingi siswa secara lebih personal,” ujarnya.

Tiongkok dinilai telah memiliki peta jalan pengembangan pendidikan berbasis SEL dan AI yang komprehensif, mulai dari pembangunan infrastruktur teknologi pendidikan, pelatihan guru berkelanjutan, hingga pembentukan budaya sekolah yang menempatkan kebutuhan siswa sebagai prioritas utama.

Usai mengikuti program tersebut, Dr. Edwar berkomitmen membawa hasil pembelajaran dari Tiongkok untuk diterapkan di Indonesia. Ia menyebutkan, pengalaman itu akan menjadi masukan berharga dalam penyusunan program pengembangan pendidikan berkelanjutan di Perguruan Islam Cendekia Darussalam.

Beberapa langkah yang direncanakan meliputi:

  • Penyusunan kerangka pembelajaran Social Emotional Learning yang terintegrasi dalam kurikulum sekolah.

  • Pemanfaatan teknologi digital dan AI sebagai alat pendukung pemetaan perkembangan siswa.

  • Penguatan kapasitas guru melalui pelatihan berkelanjutan yang berorientasi pada pembentukan karakter dan kesejahteraan mental peserta didik.

“Pembelajaran sosial emosional bukan hanya tren internasional, tetapi kebutuhan mendesak bagi sekolah-sekolah di Indonesia. Perguruan Islam Cendekia Darussalam berkomitmen menjadikan hasil program ini sebagai dasar pengembangan ekosistem pendidikan yang humanis, adaptif, dan berkelanjutan,” tegasnya.

Program internasional ini diharapkan tidak hanya mempererat kerja sama antar lembaga pendidikan di kawasan Asia dan dunia, tetapi juga menjadi dorongan bagi Indonesia untuk menyusun kebijakan pendidikan yang mampu mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional dan kecerdasan buatan secara strategis dalam menghadapi tantangan masa depan.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News