NUKILAN.id | Lhoksukon – Sebanyak 200 hektare lahan sawah di Kecamatan Matangkuli, Kabupaten Aceh Utara, mengalami kerusakan parah setelah diterjang banjir yang melanda sejak Kamis hingga Sabtu (5-7/10/2024). Lahan sawah yang terdampak banjir itu sebagian besar baru ditanami padi berusia 1 hingga 4 hari, sementara sebagian lainnya masih dalam tahap pembibitan di persemaian.
Banjir yang melanda kawasan tersebut merendam sejumlah gampong (desa) di Kecamatan Matangkuli, termasuk Gampong Tanjung Haji Muda, Lawang, Siren, Meunje, Leubok, Ceubrek, Alue Tho, Hagu, Tupok Barat, Alue Entok, dan Tanjung Teungku Kari. Petani setempat pun mengalami kerugian besar karena sawah mereka rusak dan harus diolah kembali dari nol.
Tokoh muda Kecamatan Matangkuli, Zulfadli, menyebutkan bahwa para petani kini tengah dilanda keresahan.
“Semua lahan sawah yang sudah ditanami atau masih benih di persemaian siap tanam, semuanya rusak akibat banjir,” ujar Zulfadli saat ditemui, Minggu (6/10/2024).
Menurut Zulfadli, aktivitas pertanian musim rendengan—atau musim tanam tahap pertama tahun ini—terancam gagal. Modal yang telah dikeluarkan oleh petani untuk menggarap sawah, kini musnah bersama arus banjir.
“Untuk menanam kembali, tentu harus mengolah tanah dari awal, menabur beniSet featured imageh lagi. Sementara kondisi perekonomian para petani sedang sulit, ditambah cuaca ke depan diperkirakan semakin sulit,” lanjutnya.
Banjir yang melanda Aceh Utara kali ini tidak hanya berdampak pada lahan pertanian, tetapi juga memperparah beban ekonomi warga setempat. Para petani kini hanya bisa berharap agar persoalan ini dapat segera terselesaikan dengan baik, dan ada bantuan dari pemerintah untuk meringankan beban mereka.
Sebelumnya, banjir yang melanda Aceh Utara juga menyebabkan kerugian lain, termasuk jatuhnya korban jiwa. Sebanyak sembilan kecamatan di wilayah ini terendam banjir, yang mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi dan berbagai fasilitas umum mengalami kerusakan.
Warga Aceh Utara, khususnya para petani, berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu pemulihan lahan pertanian yang rusak serta meringankan beban ekonomi yang kini semakin berat akibat bencana ini.
Editor: Akil