NUKILAN.id | Banda Aceh – Meski bulan Ramadan biasanya diwarnai dengan penurunan aktivitas bisnis bagi sebagian pedagang, namun tidak demikian halnya bagi para pedagang di kawasan Kopel Darussalam, Banda Aceh. Mereka tetap mampu meraih keuntungan yang stabil sepanjang bulan suci ini.
Menurut sejumlah pedagang yang beroperasi di sekitar Kopelma Darussalam, permintaan akan gorengan meningkat secara signifikan selama bulan Ramadan. Hal ini disebabkan oleh tradisi masyarakat yang gemar menyantap gorengan sebagai menu berbuka puasa.
Salim, seorang pedagang gorengan yang telah berjualan di kawasan Darussalam selama lebih dari 15 tahun, mengungkapkan bahwa peningkatan penjualan selama Ramadan dapat mencapai 30% hingga 50% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa.
“Selama bulan Ramadan, permintaan akan gorengan seperti pisang goreng, tempe goreng, dan tahu isi meningkat drastis. Kami harus mempersiapkan stok yang lebih banyak untuk memenuhi permintaan pelanggan,” ujarnya kepada Nukilan.id (30/3/2024) dengan antusias.
Tidak hanya peningkatan jumlah penjualan, namun juga perubahan pola konsumsi pelanggan menjadi faktor penting yang memengaruhi keuntungan pedagang gorengan.
“Di bulan Ramadan, kami melihat pelanggan cenderung membeli lebih banyak gorengan dalam satu transaksi, karena mereka membelinya untuk berbuka puasa bersama keluarga atau untuk acara berbuka puasa bersama di masjid,” tambah Salim.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Muji, salah satu pedagang Batagor, mengungkapkan, bulan ramadan memberikan dampak bagi usaha yang dijalankan. Pendapatan yang ia dapatkan bisa mencapai Rp 1.400.000 per harinya.
“Bulan puasa tentu berpengaruh. Tetap ramai. Alhamdulillah omzet kita stabil,” kata Muji.
Sementara itu, Leman, pedagang minuman, mengatakan, penjualannya selama bulan ramadan tetap untung seperti bulan-bulan biasanya.
“bulan ramadan kekgini bang, kadang-kadang laku habis, kadang-kadang sisa 10 cup. Macam hari-hari biasanya. Tapi Alhamdulillah kita gak sampai rugi,” tutupnya.