NUKILAN.id | Jakarta – Arab Saudi mengutuk keras pernyataan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, yang menyatakan rencana untuk membangun sinagog di Masjid Al Aqsa, Yerusalem. Langkah tersebut dinilai sebagai tindakan provokatif yang mengancam stabilitas kawasan dan merusak perasaan umat Muslim di seluruh dunia.
Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui platform X, Selasa (27/8/2024), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan sikap tegas Kerajaan terhadap pernyataan Ben Gvir.
“Kementerian Luar Negeri menyampaikan kecaman Kerajaan Arab Saudi atas pernyataan seorang menteri di pemerintahan pendudukan Israel yang menyerukan pendirian sinagog Yahudi di Masjid Al Aqsa yang diberkati,” tulis Kemlu Saudi.
Saudi juga menyoroti bahwa pernyataan ini mencerminkan pandangan ekstremis yang tidak hanya mengancam status quo di kawasan suci, tetapi juga berpotensi memicu ketegangan baru di antara komunitas internasional. “Kerajaan menekankan perlunya menghormati status sejarah dan hukum Masjid Al-Aqsa yang diberkati,” lanjut pernyataan itu.
Tanggapan keras Saudi muncul di tengah meningkatnya ketegangan di Yerusalem, terutama di area yang dikenal oleh umat Muslim sebagai Masjid Al Aqsa dan oleh Yahudi sebagai Temple Mount. Area ini sering menjadi pusat perselisihan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel, khususnya selama bulan Ramadan dan perayaan keagamaan Yahudi.
Sejumlah negara lain dan organisasi internasional juga turut mengecam pernyataan Ben Gvir. Mereka menegaskan pentingnya menjaga status quo tempat suci ini sebagai langkah untuk menghindari konflik yang lebih luas.
Itamar Ben Gvir, yang dikenal dengan pandangan sayap kanan, sebelumnya menyatakan bahwa hukum Israel memberikan kebebasan beragama yang setara bagi semua orang, baik Yahudi maupun Muslim, di Temple Mount.
“Kebijakan di Temple Mount mengizinkan doa, titik,” kata Ben Gvir dalam wawancaranya dengan Israeli Army Radio, sebagaimana dikutip oleh Times of Israel.
Namun, ketika ditanya apakah ia berencana membangun sinagog di kompleks Al Aqsa, Ben Gvir dengan tegas menjawab “Ya.”
Pernyataan tersebut menuai kecaman, bahkan dari dalam negeri Israel. Menteri Dalam Negeri Israel, Moshe Arbel, meminta Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk mengambil tindakan tegas terhadap Ben Gvir. Arbel memperingatkan bahwa pernyataan seperti ini bisa memicu kekerasan dan mengganggu hubungan strategis Israel dengan negara-negara Muslim.
Menanggapi pernyataan Ben Gvir, Kantor Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa tidak ada perubahan terkait status quo di Temple Mount. Menurut perjanjian yang ada, hanya umat Muslim yang diizinkan untuk melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa, dan ritual non-Muslim dilarang.
Arab Saudi, bersama negara-negara Muslim lainnya, meminta masyarakat internasional untuk segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mencegah provokasi lebih lanjut di Yerusalem dan mendesak untuk menghormati hak-hak umat Muslim di tempat suci tersebut.
Dengan pernyataan keras ini, Saudi menunjukkan posisinya sebagai salah satu pemimpin dunia Muslim yang berkomitmen menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.
Editor: Akil