Nukilan.id – Sekitar dua pertiga dari tim vaksin Oxford adalah wanita. Profesor Sarah Gilbert, orang yang memimpin tim vaksin Oxford, tidak mengkhawatirkan jumlah wanita yang berpartisipasi dalam sains.
Dia khawatir tentang betapa sedikitnya wanita yang berada di posisi terdepan. Gilbert sudah mencoba membuat jalaur untuk mereka dan wanita muda lainnya ke posisi puncak.
“Saya telah berbicara dengan wakil rektor di Oxford tentang hal ini. Pertama-tama, kita perlu melihat lebih dalam untuk situasi khusus peneliti kita yang dapat maju dalam karier akademis,” ujar Gilbert, dilansir dari I News, Senin (8/3).
Tim tersebut perlu memastikan wanita dari tahap yang relatif awal dalam karier mereka memiliki kesempatan yang cukup untuk pendampingan dan pelatihan. Dengan begitu, mereka merasa percaya diri untuk maju dan pindah ke posisi dewan direksi.
“Saya pikir kepercayaan diri mungkin datang lebih alami untuk pria daripada wanita. Tetapi kepercayaan diri itu dapat diberikan dengan melakukan pelatihan agar Anda dapat mengambil peran yang berbeda. Dan itu sering kali melatih untuk melakukan sesuatu di luar pekerjaan utama Anda,” katanya.
Apa yang Gilbert ingin lihat adalah lebih banyak perkembangan dalam hal menunjukkan pada wanita muda bagaimana menghadapi politik sains serta sains itu sendiri. Berpartisipasi dalam rapat komite misalnya, yang menurutnya dapat meninggalkan perasaan “cukup tidak memadai” ketika mereka dilepaskan ke lingkungan pertama mereka.
“Mereka belum belajar bagaimana melakukannya saat mereka berjalan. Jadi, pastikan mereka memiliki pengalaman dalam berbagai aspek pekerjaan pada tahap awal, dan jika perlu, temukan pelatihan dan pendampingan yang sesuai untuk memastikan bahwa mereka cocok untuk pindah ke posisi senior,” ujarnya.[]
Sumber: Republika