Wednesday, April 24, 2024

Sampah Sayur dan Buah Disulap Menjadi Hand Sanitizer

Nukilan.id – Sampah sisa konsumsi rumah tangga yang dikenal sebagai sampah organik, selama ini banyak dimanfaatkan dan diolah kembali menjadi komponen yang lebih bermanfaat bagi alam. Salah satunya adalah pupuk kompos.

Padahal bukan cuma itu, sampah organik rumah tangga berupa sisa sayur dan buah nyatanya juga memiliki potensi untuk dibuat menjadi produk lain yang sangat dibutuhkan untuk berbagai keperluan kebersihan, salah satu di antaranya yaitu hand sanitizer.

Bayangkan sampah yang pada dasarnya kerap dipandang sebagai sesutau yang kotor, namun setelah dikelola dengan baik justru bisa memberikan manfaat dan berperan sebagai pembersih. Bagaimana cara pembuatannya?

Mengandalkan proses eco-enzyme

Eco-enzyme adalah cairan fermentasi limbah organik yang memiliki berbagai macam fungsi. Cairan ini biasanya memiliki warna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi yang kuat. Mengenai kandungannya sendiri, zat ini membentuk asam asetat (H3COOH) yang dapat membunuh kuman, virus, dan bakteri.

Secara spesifik untuk bisa membuat eco-enzyme, jenis sampah yang dapat digunakan untuk membuat cairan pembersih tangan seperti yang diinginkan adalah sampah sisa sayuran dan buah-buahan.

Pada tahap pertama, sampah sayuran dan buah-buahan terlebih dahulu dibersihkan, kemudian direndam dengan gula merah, lalu disimpan pada ember yang tertutup. Proses fermentasi ini dilakukan untuk mendapatkan eco-enzyme yang memiliki fungsi seperti alkohol, yakni sebagai desinfektan.

Disebutkan jika semakin beragam limbah sayur dan buah yang digunakan, semakin beragam pula endofit atau mikroorganisme untuk menghasilkan eco-enzyme.

Pada minggu pertama proses fermentasi, wadah tertutup yang digunakan untuk menampung sampah yang difermentasi harus dibuka untuk mengeluarkan gas yang ada di dalamnya. Kemudian, wadah baru dibuka kembali setelah 30 hari untuk melepaskan gas dan mengecek keberhasilan proses fermentasi.

Tidak selalu berhasil, pada beberapa kondisi terkadang kerap dijumpai proses fermentasi yang gagal, hal tersebut bisa terjadi akibat udara sekitar yang tidak bersih. Karena itu, sangat dianjurkan untuk menyimpan wadah fermentasi jauh dari tempat sampah.

Selain hand sanitizer, cairan multiguna eco-enzyme dapat digunakan pada berbagai kebutuhan kebersihan, seperti cairan pembersih lantai, deterjen, cairan pencuci piring, dan lain sebagainya.

Selain itu, kandungannya juga disebut mampu membantu siklus alam seperti memudahkan pertumbuhan tanaman (sebagai fertilizer), mengobati tanah dan juga membersihkan air yang tercemar, berperan sebagai pupuk alami dan pestisida yang efektif untuk pertanian, dan juga peternakan.

Olahan hand sanitizer oleh tim Universitas Pertamina

Meski bukan hal baru, salah satu pembuatan hand sanitizer secara massal telah dilakukan oleh tim Program Studi Kimia Universitas Pertamina. Dr. Suharti selaku dosen pembina dalam tim terkait mengungkap jika proses pembuatan penyanitasi tangan berbahan baku limbah rumah tangga ini cukup sederhana dan murah.

Menurut penuturannya, apaabila ingin mengolah produk eco-enzyme murni yang sudah dihasilkan dari proses fermentasi menjadi cairan pembersih tangan, hal yang harus dilakukan adalah tinggal menambahkan air sesuai dengan perbandingan yang dibutuhkan.

“Setelah proses fermentasi selesai, eco-enzyme yang telah dihasilkan dicampur air dengan perbandingan 1:400, yaitu 1 mililiter (mL) eco-enzyme untuk 400 mL air,” papar Suharti.

Produksi cairan pembersih tangan ini telah dilakukan sejak pertengahan tahun lalu atau tepatnya bulan Juli 2021. Laboratorium Kimia Universitas Pertamina hingga saat ini diketahui telah menghasilkan sekitar 100 liter hand sanitizer.

Selain lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung bahan kimia, salah satu riset menyebut jika limbah rumah tangga yang difermentasi juga berpotensi menghasilkan metana atau hidrogen yang berfungsi sebagai antiseptik.

Di mana artinya, efektivitas hand sanitizer yang dihasilkan akan setara dengan produk antiseptik berbahan dasar alkohol. Ke depannya, tim yang sama disebut juga akan membuat sejumlah produk pembersih serupa yang masih berasal dari sampah sayuran dan buah.

“Ke depan menggunakan metode yang sama, kami berencana memproduksi pengharum ruangan dari ekstrak bunga, kulit jeruk, dan bahan alami lainnya. Eco-enzyme yang dihasilkan dari bahan-bahan alami tersebut juga memiliki fungsi lain yakni sebagai penghilang kuman,” tandas Dr. Suharti. [GNFI]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img