NUKILAN.id | Banda Aceh – Sebanyak 96 pengungsi etnis Rohingya kembali mendarat di pesisir pantai Desa Meunasah Asan, Kecamatan Madat, Aceh Timur, pada Kamis (31/10/2024) lalu. Para pengungsi yang terdiri dari pria, perempuan, dan anak-anak ini beristirahat di tepi pantai sembari menunggu pengarahan dari aparat setempat. Kedatangan ini menambah panjang daftar warga Rohingya yang mendarat di Aceh, menyoroti kembali masalah kemanusiaan yang belum terselesaikan.
Warga Aceh Timur dan sekitarnya menyambut kedatangan para pengungsi dengan sikap terbuka, meskipun muncul berbagai perbincangan di tengah masyarakat mengenai solusi jangka panjang bagi penanganan pengungsi ini. Nukilan.id mengunjungi sejumlah warga di kota Banda Aceh untuk mengetahui tanggapan mereka atas permasalahan ini.
Amirullah, seorang warga Banda Aceh yang ditemui di kawasan Ulee Lheue, menyampaikan rasa simpati yang mendalam terhadap para pengungsi.
“Saya kasihan melihat mereka, terutama anak-anak dan wanita. Mereka tidak punya tempat lain untuk pergi, dan Aceh selalu membuka hati bagi orang-orang yang membutuhkan,” katanya kepada Nukilan.id, Minggu (3/11/2024).
Di sisi lain, beberapa warga mengungkapkan keprihatinan terkait keberlanjutan penanganan para pengungsi. Fatimah, seorang ibu rumah tangga, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Bukan tidak kasihan, tetapi kita harus memikirkan bagaimana ke depannya. Apakah pemerintah, baik lokal maupun internasional, punya solusi yang konkret? Jangan sampai ini membebani masyarakat sekitar,” jelasnya.
Persoalan pengungsi Rohingya di Aceh memang menjadi perhatian serius, namun hingga kini belum ada langkah konkret dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk memberikan penyelesaian jangka panjang. Pemerintah Aceh dan pemerintah pusat juga berada di posisi yang sulit, karena meski ingin membantu, sumber daya yang dimiliki terbatas.
“Kita paham ini persoalan kemanusiaan, dan Aceh memiliki sejarah panjang dalam menerima saudara-saudara kita yang membutuhkan. Namun, UNHCR juga harus lebih aktif dalam mencari negara ketiga sebagai tujuan permanen bagi mereka,” kata Putra, pemerhati sosial di Banda Aceh.
Sejumlah warga juga berharap ada solusi yang lebih baik bagi pengungsi Rohingya, terutama dari pihak-pihak yang memiliki peran di ranah internasional.
“Kita siap membantu dan menerima, tetapi harus ada batasan dan kejelasan, agar masalah ini tidak berlarut-larut tanpa solusi,” kata seorang pemuda yang enggan disebutkan namanya.
Dengan kedatangan yang terus berulang, para pengungsi Rohingya di Aceh diharapkan mendapatkan perhatian serius baik dari lembaga internasional maupun pemerintah. Masyarakat Aceh, yang terkenal dengan solidaritas dan kepekaan sosialnya, tetap memberikan dukungan, tetapi mereka juga berharap ada upaya untuk memberikan kepastian jangka panjang bagi para pengungsi Rohingya ini. (XRQ)
Reporter: Akil Rahmatillah