NUKILAN.id | Banda Aceh – Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) menggelar kegiatan peningkatan kompetensi bagi komunitas ekonomi kreatif di Aceh dengan mengusung tema membangun personal branding dan perlindungan kekayaan intelektual untuk pegiat ekonomi kreatif.
Dalam kesempatan tersebut, Staf Khusus Menteri Ekonomi Kreatif Bidang Isu Strategis dan Antar Lembaga, Rian Syaf mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam melihat besarnya potensi pegiat ekonomi kreatif di Aceh.
“Kegiatan hari ini adalah bentuk keseriusan Kementerian Ekonomi Kreatif melihat bahwa potensi pegiat ekonomi kreatif di Aceh ini cukup besar. Makanya kita kesini mengadakan satu kegiatan penguatan kapasitas ekonomi kreatif,” kata Rian Syaf kepada Nukilan di Banda Aceh.
Terkait potensi anak muda Aceh, Rian menyebutkan dari 17 subsektor ekonomi kreatif, Aceh memiliki banyak potensi unggulan di antaranya yaitu film, animasi video, musik, fashion, hingga turunannya seperti parfum dan produk kecantikan.
Salah satu pencapaian yang dibanggakan adalah peluncuran Banda Aceh sebagai Kota Parfum hasil kerja sama dengan USK. Riset yang telah dilakukan selama lebih dari sepuluh tahun menggunakan nilam sebagai bahan dasar parfum menunjukkan potensi besar industri ini.
“Pak Rektor sudah sepuluh tahun lebih melakukan riset tentang nilam sebagai bahan dasar pembentukan parfum, ini juga menjadi kesempatan besar,” ungkap Rian.
Kemenkraf menargetkan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) agar produk-produk kreatif Aceh dapat berdaya saing tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga global.
Sebagai bukti potensi tersebut, Rian juga menyebutkan sudah ada produk parfum dari Aceh yang berhasil menembus pasar ekspor internasional.
“Tentunya kesempatan di Aceh ini sangat terbuka lebar, kita perlu kerja sama-sama meningkatkan kapasitasnya, terutama di SDM-nya, sehingga produk-produk kita bisa berdaya saing,” pungkas Rian Syaf.
Reporter: Rezi



