NUKILAN.id | Tapaktuan – Program layanan bajak sawah gratis atau BASAGA yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan untuk tahun 2025 menuai sorotan. Pasalnya, tiga kecamatan di wilayah Kluet, yakni Kluet Utara, Kluet Selatan, dan Kluet Timur, tidak masuk dalam daftar penerima manfaat.
Sebagaimana dilansir dari SaranNews, pada Rabu (14/5/2025), Kepala Dinas Pertanian Aceh Selatan, Nyaklah, menjelaskan bahwa layanan Bajak Sawah Gratis (BASAGA) baru mencakup delapan kecamatan karena keterbatasan anggaran.
Program ini juga disebut sebagai bagian dari pilot project dalam rangka 100 hari kerja Bupati H. Mirwan dan Wakil Bupati Baital Mukadis. Nyaklah menambahkan, pada tahun 2026 seluruh lahan sawah di 14 kecamatan lainnya akan ikut dijangkau program tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Pemerhati Kebijakan Publik Aceh Selatan, Reza Irfandy, mengaku memahami keterbatasan anggaran yang membuat program ini belum dapat mencakup seluruh wilayah. Namun, ia mempertanyakan dasar pemilihan delapan kecamatan tersebut sebagai wilayah percontohan.
“Yang saya pertanyakan sekarang adalah pendekatan apa yang digunakan Pemkab Aceh Selatan dalam menentukan delapan kecamatan sebagai pilot project. Seharusnya ada dasar yang jelas, misalnya dari data produktivitas dan luas lahan sawah,” ungkap Reza kepada Nukilan.id, Jumat (16/5/2025).
Menurut Reza, setidaknya ada dua pendekatan teknis yang bisa digunakan untuk menentukan wilayah percontohan. Pertama, memilih daerah dengan tingkat produktivitas sawah yang tinggi agar dampaknya maksimal. Kedua, menyasar wilayah dengan produktivitas rendah agar terjadi peningkatan signifikan.
“Kalau pendekatannya adalah wilayah yang produktif, maka Kluet Utara, Selatan, dan Timur seharusnya juga diprioritaskan. Itu logika efektivitas penggunaan anggaran,” tegasnya.
Lebih lanjut, Reza menambahkan bahwa dirinya tidak mempersoalkan jika pemerintah ingin mendorong produktivitas wilayah yang selama ini tertinggal. Namun, ia menyayangkan masuknya beberapa wilayah yang justru sudah tergolong produktif.
“Kalau memnag menyasar wilayah yang kurang produktif, itu juga bagus. Tapi kenapa beberaoa wilayah yang selama ini sudah tergolong produktif juga ikut masuk?” ujarnya.
Ia pun menduga bisa saja pemerintah kabupaten aceh selatan menggunakan pendekatan lain yang belum diketahui publik. Untuk itu, Reza mendorong Dinas Pertanian Aceh Selatan agar menjelaskan secara terbuka dasar dan pertimbangan teknis pemilihan wilayah program BASAGA tahun ini.
“Sampaikan secara terbuka agar masyarakat tidak berspekulasi. Jangan sampai muncul dugaan bahwa penentuan kecamatan penerima program ini lebih dipengaruhi oleh faktor non-teknis seperti pertimbangan politik elektoral atau keterwakilan wilayah tertentu,” tambah Reza.
Program BASAGA merupakan salah satu janji kerja cepat pemerintahan baru di Aceh Selatan dan mendapat sambutan positif dari para petani di wilayah yang telah menerima layanan tersebut. Namun, keterbukaan data dan penjelasan teknis dinilai penting agar program serupa ke depan dapat berjalan lebih adil dan efektif. (XRQ)
Reporter: Akil