NUKILAN.id | Banda Aceh – Rakyat Ekonomi Syariah Aceh (RESYA) mendesak Gubernur Aceh untuk segera mengevaluasi kinerja Baitul Mal Aceh. Desakan ini muncul menyusul berbagai keluhan masyarakat terkait pengelolaan dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf yang dinilai belum optimal dalam mendukung kesejahteraan rakyat.
Juru Bicara RESYA, Mukhlisin, menilai bahwa Baitul Mal Aceh seharusnya beroperasi secara profesional dan amanah dalam menyalurkan dana umat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ia mengungkapkan masih banyak kasus bantuan yang tidak tersalurkan secara tepat.
“Kami menerima banyak laporan bahwa dana yang seharusnya membantu masyarakat miskin dan pelaku usaha kecil justru tersendat. Kami meminta Gubernur Aceh untuk melakukan evaluasi menyeluruh agar dana yang dikelola Baitul Mal benar-benar tepat sasaran,” ujar Mukhlisin dalam keterangannya kepada media, Minggu (16/2/2025).
Selain meminta evaluasi, RESYA juga menyoroti pentingnya reformasi dalam sistem pengelolaan Baitul Mal Aceh, termasuk peningkatan transparansi dan akuntabilitas. Mukhlisin menekankan bahwa publik harus memiliki akses terhadap informasi terkait pemasukan dan pengeluaran dana guna mencegah penyalahgunaan.
“Kami berharap Gubernur segera membentuk tim independen untuk mengaudit kinerja Baitul Mal Aceh. Jika ditemukan indikasi ketidaksesuaian dalam pengelolaan dana, maka harus ada tindakan tegas demi menjaga kepercayaan masyarakat,” tegasnya.
Desakan ini juga sejalan dengan pernyataan Rektor UIN Ar-Raniry, Prof. Mujiburrahman, yang sebelumnya mengungkapkan bahwa ada dana ratusan miliar yang mengendap di Baitul Mal Aceh. Dana tersebut, menurutnya, seharusnya dapat dialokasikan untuk membantu pendidikan masyarakat kurang mampu.
Menanggapi hal itu, Mukhlisin yang juga merupakan Demisioner Ketua DEMA FEBI 2020 menegaskan pentingnya percepatan penyaluran dana umat yang telah dihimpun. Ia mengingatkan bahwa selain untuk kesejahteraan masyarakat, percepatan distribusi dana juga memberikan manfaat pahala bagi para pemberi zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
“Jika benar ada ratusan miliar dana umat yang mengendap di Baitul Mal Aceh, ini merupakan kegagalan dalam penyaluran. Seharusnya, dana ini segera didistribusikan kepada masyarakat yang berhak menerimanya agar manfaatnya benar-benar dirasakan,” ujar Mukhlisin.
Masyarakat Aceh berharap adanya perubahan signifikan dalam pengelolaan dana umat di Baitul Mal Aceh. Selain beasiswa pendidikan yang menjadi perhatian Rektor UIN Ar-Raniry, RESYA juga mendorong agar program bantuan usaha bagi masyarakat miskin diprioritaskan demi meningkatkan kesejahteraan rakyat secara luas.