Rektor USK: Pendidikan Inklusif dan Berkeadilan Kunci Pembangunan Aceh

Share

NUKILAN.ID | BANDA ACEH – Pendidikan inklusif dan berkeadilan menjadi kunci penting dalam membangun Aceh yang damai, sejahtera, dan berkelanjutan. Hal itu ditegaskan Rektor Universitas Syiah Kuala (USK), Profesor Marwan, dalam sambutannya pada peringatan 66 tahun Hari Pendidikan Daerah (Hardikda) Aceh yang digelar Selasa (2/9). Peringatan tersebut juga bertepatan dengan milad ke-64 USK.

Marwan menegaskan, setiap 2 September selalu menjadi momentum bersejarah bagi masyarakat Aceh untuk mengingat kembali peran pendidikan sebagai fondasi utama pembangunan daerah.

“Dalam konteks pembangunan berkelanjutan, pendidikan berperan sebagai katalisator perubahan, mendorong kesadaran lingkungan, keadilan sosial, dan pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada rakyat,” ujarnya dikutip dari Media Indonesia, Rabu (3/9/2025).

Ia menjelaskan, sejarah panjang Aceh telah menunjukkan bahwa kemajuan daerah tidak pernah lepas dari tradisi ilmiah dunia pendidikan. Bukan hanya melalui institusi dayah, tetapi juga sekolah dan perguruan tinggi. Karena itu, pendidikan menurutnya tidak hanya sekadar mencetak lulusan, melainkan juga membentuk masyarakat yang mampu bertransformasi secara sosial.

“Pendidikan itu harus melahirkan generasi yang berintegritas, peduli terhadap sesama, dan mampu menjaga perdamaian serta merawat lingkungan tempat kita dan generasi mendatang tinggal,” tegasnya.

Meski perkembangan dunia pendidikan di Aceh dinilai sudah cukup baik setiap tahunnya, Marwan mengakui masih ada persoalan mendasar yang perlu dituntaskan. Salah satunya kesenjangan pendidikan yang masih terjadi di wilayah pedalaman dan kawasan terluar.

“Ini menjadi tantangan bersama bagi dunia pendidikan Aceh untuk memastikan pemerataan akses pendidikan bagi setiap anak, tanpa terkecuali,” kata lulusan Doktor Birmingham University, Inggris, tersebut.

Selain itu, perkembangan teknologi informasi juga membawa peluang sekaligus tantangan baru. Menurut Marwan, pemanfaatan teknologi digital harus terus diarahkan agar benar-benar mendukung proses pembelajaran.

Ia pun mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berinovasi, sehingga teknologi digital tidak hanya menjadi konsumsi pasif, melainkan alat yang memperkuat literasi digital generasi muda.

Peringatan Hardikda, kata Marwan, juga menjadi pengingat akan lahirnya USK yang dikenal sebagai Jantong Hatee Rakyat Aceh. Kampus tersebut berdiri berkat kesadaran kolektif masyarakat Aceh akan pentingnya perguruan tinggi untuk menyiapkan sumber daya manusia berkualitas.

“Sejak awal berdiri, USK berkomitmen untuk menjadi pusat ilmu pengetahuan sekaligus penjaga nilai-nilai kearifan lokal, penguat daya saing daerah, dan pencetak generasi penerus yang berakhlak mulia,” tambah Marwan.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News