Friday, March 29, 2024

Ramah Lingkungan, Bandara Banyuwangi Masuk 20 Besar Arsitektur Terbaik Dunia

Nukilan.id – Bandara Internasional Banyuwangi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, masuk dalam 20 besar bangunan dengan arsitektur terbaik dalam ajang Aga Khan Awards for Architecture (AKAA) 2022.

Pada 2 Juni lalu, AKAA mengumumkan 20 karya arsitektur terpilih dari 463 karya yang tersebar di 16 negara dalam 15th Award Cycle (2020-2022). AKAA merupakan bagian dari Aga Khan Development Network yang telah didirikan sejak tahun 1997 oleh Yang Mulia Aga Khan. Penghargaan arsitektur tertua dan bergengsi di dunia ini diberikan setiap tiga tahun.

Penghargaan AKAA diberikan untuk karya-karya arsitektur dengan desain yang unggulan, praktik perencanaannya, pelestarian sejarah, dan lanskap. Ditambah dengan karya yang menggunakan sumber daya lokal, teknologi tepat guna dengan cara yang inovatif, serta mampu menjadi inspirasi di tempat lain.

Di setiap periode, terdapat para Master Jury yang akan menentukan karya terbaik untuk menerima penghargaan ini. Pada AKAA 2022, ada sembilan Master Jury yang terdiri dari arsitek, para ahli independen, spesialis konservasi, perencana, dan structural engineers. Para juri tersebut antara lain Nada Al Hassan, Amale Andraos, Kader Attia, Kazi Khaleed Ashraf, Sibel Bozdogan, Lina Ghotmeh, Francis Kere, Anne Lacaton, dan Nader Tehrani

Representasi fotografi dari 20 karya terpilih akan dipajang dalam pameran di King’s Cross, London dari 2 Juni hingga 30 Juni 2022, sebagai bagian dari King’s Cross Outdoor Art Project yang bertepatan dengan London Architecture Festival.

Bandara Internasional Banyuwangi

Bandara yang diklaim sebagai bandara hijau pertama di Indonesia ini termasuk salah satu dari 20 karya arsitektur terbaik dunia menurut AKAA.

“Ini sebuah kebanggaan. Bandara Banyuwangi masuk nominasi kompetisi arsitektur kelas dunia, bersanding dengan puluhan karya arsitektur lain dari berbagai negara,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, seperti dikutip Kompas.com.

Bandara Internasional Banyuwangi yang sebelumnya dikenal sebagai Bandara Blimbingsari merupakan karya arsitek Tanah Air yaitu Andra Matin. Bandara dengan landas pacu 2.250 meter ini dibuka pada 29 Desember 2010 dan setiap harinya melayani sekitar 110.000 penumpang.

Pada 2015, pemerintah mulai membangun terminal baru yang lebih besar dengan memanfaatkan dana APBD Provinsi Jawa Timur senilai Rp 22,5 miliar dan APBD Kabupaten Banyuwangi senilai Rp 10,5 miliar. Dana tersebut digunakan untuk pembangunan terminal, aksesori, elektrikal, musala dan area parkir. Bandara ini mengusung konsep hijau dan ramah lingkungan yang dapat dilihat pada tanaman di atap terminal, konservasi air, dan penggunaan sunroof untuk pencahayaan alami di siang hari.

Andra juga mengoptimalkan sistem penghawaan alami ke dalam bangunan sehingga hampir seluruh uang operasional bandara tidak membutuhkan AC. Hal ini bisa dilihat dari overhang selebar tujuh meter, kisi-kisi kayu sebagai dinding ruang, juga pada sisi atap untuk menjadi ventilasi sekaligus naungan alami.

Selaku arsitek, Andra mengadopsi bentuk ikat kepala khas Suku Osing (penduduk asli Banyuwangi) dalam rancangan bangunan bandara. Alih-alih merancang bandara dengan gaya internasional, Andra memilih pendekatan desain yang sesuai konteks lingkungan dan mencerminkan citra kearifan lokal Kabupaten Banyuwangi.

Nilai kebudayaan setempat juga diaplikasikan pada bagian puncak atap berupa struktur limas segitiga, mengadopsi atap rumah khas Suku Osing dengan konsep Tikel Balung, Baresan dan Crocogan.

“Kami bersyukur kolaborasi kami dengan Pemkab Banyuwangi mendapat apresiasi Dunia. Bandara Banyuwangi tidak hanya ramah lingkungan, namun sangat kental budaya lokal,” kata sang arsitek.

20 Besar Arsitektur Terbaik Dunia AKAA 2022

Berikut daftar lengkap karya terpilih untuk Aga Khan Award for Architecture 2022:

  1. Rehabilitasi Kantor Pos Manama, Manama – Bahrain
    Arsitek: Studio Anne Holtrop
  2. Community Space (merespons pengungsi Rohingya), Teknaf – Bangladesh
    Arsitek: Rizvi Hassan, Khwaja Fatmi, Saad Ben Mostafa
  3. Urban River Space, Jhenaidah – Bangladesh
    Arsitek: Co. Creation.Architects
  4. Program Rehabilitasi Outros Bairros, Mindelo – Cape Verde
    Arsitek: OUTROS BAIRROS
  5. Perpustakaan Lilavati Lalbhai di CEPT University, Ahmedabad – India
    Arsitek: RMA architects
  6. Bandara Blimbingsari, Banyuwangi – Indonesia
    Arsitek: andramatin
  7. Expandable House, Batam – Indonesia
    Arsitek: ETH Zurich
  8. Aban House, Isfahan – Iran
    Arsitek: USE Studio
  9. Museum Seni Kontemporer dan Pusat Budaya Argo, Tehran – Iran
    Arsitek: ASA North
  10. Sekolah Dasar Jadgal, Seyyed Bar – Iran
    Arsitek: DAAZ Office
  11. Renovasi Guest House Niemeyer, Tripoli – Lebanon
    Arsitek: East Architecture Studio
  12. Menara Angin Wafra, Kuwait City – Kuwait
    Arsitek: Agi Architects
  13. Pengembangan Issy Valley, Ait Mansour – Morocco
    Arsitek: Salima Naji dan Inside Outside
  14. Niamey 2000, Niamey – Niger
    Arsitek: united4design
  15. Gedung Pengadilan Tulkarm, Tulkarm – Palestina
    Arsitek: AAU Anastas
  16. Sekolah Menengah CEM Kamanar, Thionck Essyl – Senegal
    Arsitek: Dawoffice
  17. Pusat Pembelajaran Lanka, Parangiyamadu – Sri Lanka
    Arsitek: Feat.collective
  18. Le Jardin d’Afrique, Zarzis – Tunisia
    Arsitek: Rachid Koraichi
  19. Rehabilitasi Tarsus Old Ginnery, Tarsus – Turki
    Arsitek: Sayka Construction Architecture Engineering Consultancy
  20. Rehabilitasi Flying Saucer, Sharjah – Arab Saudi
    Arsitek: SpaceContinuum Design Studio

[GNFI]

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img