NUKILAN.id | Singkil – Perkebunan kelapa sawit terus menjadi tulang punggung ekonomi nasional, termasuk di Aceh Singkil. Di tengah berbagai krisis ekonomi yang melanda, sektor ini tetap bertahan dan memberikan dampak signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Tidak hanya sebagai penyumbang devisa, industri sawit juga menjadi sumber mata pencaharian utama bagi jutaan orang. Diperkirakan sekitar 16 juta jiwa di Indonesia bergantung pada sektor ini, baik sebagai pemilik kebun, pekerja, maupun bagian dari rantai distribusi dan industri pengolahan.
Teguh, seorang pemilik kebun sawit di Aceh Singkil, mengakui bahwa faktor alam yang mendukung menjadi salah satu alasan utama ia terjun ke bisnis ini.
“Kalau saya lihat sawit itu punya prospek yang baik ke depannya. Apalagi di daerah kita di Aceh Singkil ini baik dari segi tanahnya dan juga cuacanya itu sangat mendukung untuk pohon sawit itu tumbuh subur dan menghasilkan buah yang banyak,” ujar Teguh dikutip dari RRI, Sabtu (8/3/2025).
Keberadaan sejumlah perusahaan pengolahan sawit di daerah ini juga memudahkan petani dalam menjual hasil panen mereka. Proses distribusi yang relatif lancar memberikan kepastian pasar bagi para petani.
“Terus penjualan pun gampang, tinggal menunggu nanti ada pengepul yang datang dikutipnya, habis itu diantarkan langsung ke PT, kan di sini banyak PT. Kalo harga ya biasalah naik turun, kadang ya bisa untung banyak, kadang ya untungnya sedikit, apalagi kalau harga pupuknya lagi mahal ya untungnya tipis, tapi ya tetap masih menguntungkan bagi kami,” lanjut Teguh.
Meskipun memiliki potensi besar, industri perkebunan kelapa sawit di Aceh Singkil masih menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga tandan buah segar (TBS) dan kenaikan harga pupuk yang dapat memengaruhi keuntungan petani. Namun, daya tahan sektor ini tetap terbukti kuat dalam menghadapi berbagai dinamika ekonomi.
Sebagai salah satu komoditas unggulan di Aceh Singkil, kelapa sawit kerap disebut sebagai “pohon emas” karena nilai ekonominya yang tinggi. Tidak heran jika banyak masyarakat menggantungkan hidup dari perkebunan ini atau menjadikannya sebagai investasi jangka panjang yang menjanjikan.
Editor: Akil