Nukilan.id – Sebagai salah satu upaya peningkatan produktivitas lahan sawah. Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan telah meluncurkan Program Gepeuaman (Gerakan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam). Gerakan ini menjadi harapan dan sekaligus tantangan dalam mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan di Aceh.
Kabid Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh, Safrizal SP MPA menjelaskan, Gerakan Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Pra Tanam (Gepeuaman) dengan cara mengolah sawah menggunakan bahan organik seperti jerami, selain menaikkan tingkat kesuburan lahan, juga bisa menghemat biaya produksi sebesar 30-40 persen dan meningkatkan produksi padi.
Baca juga: Distanbun: Rokok Lokal Aceh Harus Mampu Bersaing
Melalui gerakan ini, Safrizal berharap petani mau mengubah perilakunya untuk membiasakan diri memanfaatkan sumber daya bahan organik lokal seperti jerami diolah menjadi pupuk organik.
Tujuannya, kata Safrizal, untuk memperbaiki sifat-sifat fisik kimia dan biologi tanah, agar lahan menjadi lebih subur dan gembur. Semakin banyak bahan organik di lahan sawah, maka lahan tersebut juga semakin subur dan gembur.
Kondisi ini, lanjutnya, akan mendorong anakan tanaman padi yang baru ditanam cepat tumbuh dengan subur dan berkembang. Selain itu, menurut safrizal, saat padi bunting jumlah bulirnya menjadi banyak dan padat. Kondisi ini akan membuat produktivitas tanaman padi menjadi tinggi dan berkualitas.
Baca juga: Distanbun Aceh Launching Label Benih Padi Berbarcode
Dampak positif lain dari Gepeuaman adalah, secara perlahan-lahan petani padi tidak lagi tergantung dengan pupuk kimia seperti pupuk urea, NPK, TSP, ZA, dan SP 36–setiap musim tanam.
Tanaman padi yang menggunakan pupuk berbahan organik, kata Safrizal, akan menghasilkan beras yang sangat lezat, higienis, dan bergizi tinggi.
“Program Gepeuaman ini kita perkenalkan kepada petani untuk membiasakan mereka pemanfaatan bahan organik dalam menjaga kesuburan lahan sawah, serta mengurangi pemanfaatan pupuk nonorganik. Sebab, selain harganya cukup mahal, pupuk nonorganik juga tidak baik untuk kesehatan,” jelasnya.
Baca juga: Kadistanbun Aceh Bersama Pemuda Tani HKTI Panen Buah Melon di Aceh Besar
Jika menjelang masa tanam padi, petani sudah melakukan Gepeuaman terlebih dulu, tambah Safrizal, maka biaya produksinya akan lebih hemat dan keuntungan yang diperoleh dari penjualan hasil panen bertambah.
“Sebelum melaksanakan Gepeuaman, petani hanya mendapat keuntungan 20 sampai 25 persen, maka setelah melaksanakan program ini bisa naik menjadi 30 hingga 40 persen,” ungkap Safrizal. [Wanda]