Thursday, May 2, 2024

Pospera Nilai Nova Sibuk Pelesiran Politik di Jakarta

Nukilan.id – Penanganan Covid-19 di Aceh mendapat sorotan langsung dari Pemerintah Pusat melalui Satgas Covid-19, sebagaimana disampaikan juru bicara Satgas Penanganan Covid-19.

Hal ini dikarenakan positivity rate Provinsi Aceh menempati posisi tertinggi secara nasional yaitu mencapai 51,55 persen atau 10 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang maksimal 5%. Dan secara periodik jumlah kasus terus meningkat, pun begitu dengan angka kematian semakin tinggi yang hingga saat ini sudah mencapai 1408 jiwa.

Kemudian pada Sabtu (28/8/2021), Menteri Koordinator Pembangunan Manusia (Menko PMK) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P bersama dengan Ketua Satgas Nasional Penanganan Covid-19, Letjen TNI Ganip Warsito langsung turun untuk memantau dan melakukan rapat koordinasi dengan pemerintah Aceh.

Namun sangat disayangkan perhatian serius dari pemerintah pusat tidak mendapatkan respon positif dari Nova Iriansyah selaku Gubernur Aceh, yang malah memilih untuk tetap pelesiran di jakarta.

Hal itu disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Posko Perjuangan Rakyat (POSPERA) Aceh, Fakhrurazi dalam keterangannya, Sabtu.

“Kami dari Pospera Aceh menilai, aneh saja Gubernur tidak hadir pada rakor penanganan Covid-19 hari ini di Banda Aceh. Padahal seorang Menko dan Ketua Satgas saja sudah jauh-jauh dari Jakarta ke Banda Aceh,” kata Fakhrurazi.

Menurutnya, rasa tidak bertanggungjawab Nova Iriansyah sudah sangat di luar nalar yang sehat. Secara umum sebagai kepala daerah, Nova sudah gagal membantu pemerintah pusat dalam menekan penyebaran Covid-19 di Aceh dan mengabaikan bentuk dukungan serta perhatian yang diberikan oleh pemerintah pusat dengan tidak menghadiri rakor tersebut.

Selain itu, kata Fakhrurazi, upaya Pemerintah Aceh untuk membantu mengurangi kesulitan ekonomi masyarakat Aceh pun tidak terlalu berdampak positif, karena upaya-upaya yang dilakukan tidak fokus, tidak tepat sasaran dan tidak berkesinambungan, bahkan terkesan sangat serampangan.

“Kami menyinyalir bahwa bukan hanya ketidakbecusan Nova sebagai pemimpin yang menjadi persoalan, namun rasa kemanusiaannya pun patut kita pertanyakan saat ini. Bagaimana mungkin seorang kepala daerah lebih mementingkan pelesiran ke luar daerah disaat yang bersamaan kasus Covid-19 semakin meningkat di Aceh dan menjadi perhatian berbagai pihak,” ujarnya.

Sementara itu, Fakhrurazi mengatakan bahwa, ada tendensi kepergian Nova Iriansyah ke jakarta merupakan bagian dari agenda politik dia semata.

“Sebaiknya Nova segara bertaubat, jangan terlalu dibutakan oleh ambisi politik berkuasa lantas rela mengorbankan kehidupan masyarakat Aceh, yang terus dihantui oleh meningkatnya Covid-19,” pungkasnya. []

spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img