NUKILAN.id | Banda Aceh – Penjabat Gubernur Aceh, Dr. H. Safrizal ZA, M.Si., mengajak dunia internasional untuk memperkuat kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman tsunami. Ajakan ini disampaikan dalam Gala Dinner pembukaan 2nd Unesco IOC Global Tsunami Symposium di Hermes Hotel Banda Aceh pada Minggu malam (10/11). Acara ini dihadiri oleh para tokoh internasional, peneliti, dan praktisi dari berbagai negara, serta mengusung tema “Two Decades After 2004 Indian Ocean Tsunami: Reflection and the Way Forward”.
Dalam sambutannya, Safrizal mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak dalam mengingat kembali peristiwa tsunami 2004 yang menghantam Aceh. Ia menyebut bahwa simposium ini adalah momentum penting untuk merefleksikan dua dekade sejak bencana besar tersebut sekaligus memperkuat kolaborasi global untuk mitigasi bencana.
“Atas nama Pemerintah Aceh dan seluruh masyarakat, kami ucapkan selamat datang di Aceh, wilayah yang pernah dirundung musibah besar namun kini bangkit dengan ketegaran,” ucapnya.
Safrizal juga mengapresiasi peran UNESCO-IOC dan BMKG dalam menyelenggarakan simposium ini, serta menyampaikan pentingnya pertemuan ini untuk memperkuat sistem peringatan dini dan teknologi mitigasi.
Lebih lanjut, Safrizal menyoroti tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim, yang menurutnya memerlukan langkah kesiapsiagaan yang lebih komprehensif.
“Perubahan iklim dan dinamika global lainnya terus menghadirkan tantangan baru. Penting bagi kita untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk daerah terpencil, dalam upaya mitigasi bencana,” tegasnya, menekankan komitmen Aceh untuk terus memperbarui data dan sistem peringatan yang tepat.
Acara ini diharapkan tidak hanya menjadi momen refleksi, tetapi juga menghasilkan rekomendasi konkret untuk upaya mitigasi tsunami yang lebih efektif di masa depan. Sebagai daerah yang memiliki pengalaman langsung menghadapi dampak tsunami, Aceh, kata Safrizal, siap berkontribusi dalam berbagi pengetahuan dengan dunia untuk menghadapi ancaman bencana alam yang tak terduga. Ia berharap simposium ini mempererat solidaritas global dalam menghadapi bencana tsunami.
Simposium yang berlangsung selama beberapa hari ini akan diisi dengan berbagai diskusi mendalam dan presentasi hasil riset terbaru. Para peserta akan membahas strategi inovatif dan tantangan mitigasi di era perubahan iklim, dengan harapan tercapainya kesepakatan untuk memperkuat kolaborasi internasional dalam menghadapi ancaman tsunami di masa mendatang.
Editor: Akil