Sunday, September 8, 2024
1

Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong Berkomitmen Jaga Kesehatan Ternak dan Warga untuk Ciptakan Kamtibmas Kondusif di Gunungkidul

NUKILAN.id | Gunungkidul– Kepolisian Daerah (Polda) DIY bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) serta Dinas Kesehatan (Dinkes) Gunungkidul melaksanakan vaksinasi ternak sapi dan penyuluhan kepada Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong. Kegiatan ini berlangsung di Rumah Makan Gubug Ndeso, Jalan Koripan 1, Pelataran, Sumbergiri, Ponjong, Gunungkidul, pada Selasa (23/7/2024).

Dalam kegiatan tersebut, Polda DIY turut memberikan bantuan peralatan peternakan berupa alat semprot, sepatu boot, dan sarung tangan yang diserahkan oleh Kasubdit 2 Ditintelkam Polda DIY Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Dwi Prasetio Nugroho kepada Kepala Dukuh dan Ketua Kelompok Peternak Sapi Pali-Pali Jaya Ponjong, Tumiyo.

Petani dan peternak yang tergabung dalam Paguyuban Pali-Pali Jaya Ponjong menyatakan komitmen mereka untuk turut serta dalam menciptakan situasi kondusif sebagai bagian dari Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Harkamtibmas) di Gunungkidul. Tekad tersebut dituangkan dalam deklarasi yang dibacakan oleh Tumiyo dan diikuti seluruh peserta sosialisasi.

Sosialisasi menghadirkan narasumber dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Karangmojo, DPKH Gunungkidul, Sumarmi yang diwakili oleh Medik Veteriner UPT Puskeswan Karangmojo, drh. Retno Firdaus Srifiyati, dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gunungkidul, Sidig Hery Sukoco.

PS Panit 2 Subdit Ekonomi Ditintelkam Polda DIY, Inspektur Polisi Satu (Iptu) Gatot Wahyu Wijaya Saputra, berharap melalui sosialisasi ini, peternak dan warga Gunungkidul dapat memahami bahaya tradisi brandu/purak yang masih sering dilakukan. Tradisi tersebut menjadi penyebab utama penularan penyakit zoonosis seperti antraks dari sapi ke manusia.

“Sosialisasi harus terus dilakukan sampai tidak ada lagi warga yang mengonsumsi daging ternak mati atau sakit yang mengandung bakteri antraks,” tegas Iptu Gatot dalam keterangan tertulis, Rabu (24/7/2024).

Polda DIY juga terus berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan peternak, untuk mengawasi lalu lintas keluar masuknya hewan ternak di DIY, terutama di Kapanewon Ponjong yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah. Tujuannya adalah untuk memantau kesehatan bibit hewan ternak yang masuk ke DIY.

Retno menjelaskan, sosialisasi tentang Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) pada ternak penting untuk disampaikan kepada peternak. Pada kegiatan ini, UPT Puskeswan Karangmojo telah melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK), pemberian Vitamin B-Plex, anti nyeri dan demam, serta obat cacing di kandang milik kelompok peternak sapi di Jaten, Ponjong. Vaksin antraks diberikan setiap enam bulan sekali di daerah yang menjadi zona merah antraks.

Sementara itu, Sidig menambahkan, tradisi brandu/purak adalah kebiasaan masyarakat Gunungkidul yang menyembelih hewan ternak yang sudah mati atau sakit, kemudian membagikan dagingnya kepada tetangga untuk dikonsumsi. Tradisi ini merupakan bentuk solidaritas untuk membantu meringankan beban pemilik ternak yang mengalami musibah.

“Daging dijual per paket dengan harga Rp45-50 ribu dan uangnya diberikan kepada pemilik ternak yang kesusahan. Namun, tradisi ini berisiko membahayakan kesehatan warga karena hewan ternak yang sakit atau mati bisa mengandung bakteri antraks,” jelas Sidig.

Ia menambahkan bahwa spora bakteri antraks dapat hidup selama 40-80 tahun di dalam tanah dan mampu bertahan dalam suhu apapun, sehingga tetap berbahaya meskipun telah dimasak atau direbus. Data menunjukkan bahwa setiap tahun selalu ditemukan kasus antraks pada manusia di Gunungkidul, yang didominasi oleh antraks dengan gejala lesi kulit.

Editor: Akil

spot_img
spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Must Read

- Advertisement -spot_img

Related News

- Advertisement -spot_img