Peserta UTBK 2025 di Banda Aceh Hadapi Ujian dengan Harapan dan Kegelisahan

Share

NUKILAN.id | Banda Aceh – Ratusan peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025 tampak memadati pelataran Gedung ICT Center Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, sejak pagi, Rabu (23/4/2025). Mereka hadir lebih awal, membawa harapan besar dan menghadapi ketegangan menjelang ujian yang menentukan masa depan pendidikan mereka.

Salah satu peserta, Farhan, datang lebih dari satu jam sebelum ujian dimulai. Mengenakan kemeja abu-abu dan celana hitam, remaja ini terlihat menenangkan diri di sudut pelataran. Kepada Nukilan.id, ia mengaku telah berulang kali melantunkan doa Nabi Yunus untuk mengurangi kegelisahan yang menyelimuti sejak malam sebelumnya.

“Sempet sih malam overthinking, gelisah. Minta doa biar tenang. Tapi nggak tenang-tenang juga,” ujar Farhan sambil tertawa kecil.

Farhan yang menargetkan masuk Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala mengungkapkan bahwa UTBK bukan sekadar ujian, melainkan momen penting untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Ia juga melakukan perubahan gaya hidup sejak duduk di kelas 12 dengan mengurangi kebiasaan begadang demi persiapan ujian.

Di tengah suasana yang dipenuhi ketegangan, beberapa peserta lainnya terlihat lebih santai. Nabila, salah satu peserta lainnya, mengatakan bahwa ia sengaja berhenti belajar tiga hari sebelum ujian untuk menjaga kebugaran fisik dan mental.

“Kalau terus dipaksa belajar sampai hari H, takut malah blank pas ngerjain,” kata Nabila.

Meskipun berasal dari jurusan IPA, Nabila memilih Program Studi Hukum karena ketertarikannya terhadap dunia debat. Untuk menghadapi UTBK, ia mengikuti berbagai try out, les tambahan, hingga mengurangi waktu bermain dengan teman.

UTBK 2025 diikuti oleh 860.976 peserta di seluruh Indonesia, termasuk 377 peserta difabel. Dengan hanya sekitar 295 ribu kursi tersedia di perguruan tinggi negeri, persaingan tahun ini berlangsung ketat.

Meski peluang diterima tidak besar, para peserta tetap optimistis. Farhan menegaskan bahwa hasil bukan satu-satunya ukuran.

“Kalau gagal, mungkin ada pintu lain yang dibukakan,” ujarnya.

Sementara itu, Nabila menyebutkan bahwa perjuangannya belum berakhir dan ia siap menghadapi berbagai kemungkinan untuk mencapai kampus impiannya. (XRQ)

Reporter: AKil

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Read more

Local News