Pesawat Seulawah RI 001, Simbol Nasionalisme Rakyat Aceh Terhadap Indonesia

Share

NUKILAN.ID | FEATURE – Seorang bocah berusia sekitar tujuh tahun tampak terpaku di depan sebuah prasasti kecil di Blang Padang, Banda Aceh. Ia membaca deretan kalimat yang menjelaskan sejarah singkat pesawat replika yang berdiri megah tak jauh darinya. Di samping sang anak, seorang pria bertubuh gempal—ayahnya—mengamati dengan sabar.

Tak jauh dari mereka, berdiri sebuah objek bersayap dengan dua baling-baling, bertengger di atas beton setinggi tiga meter. Replika pesawat itu tampak seolah tengah menerobos cakrawala, menyiratkan kisah panjang republik ini. Di momen itulah, sang ayah, Defri, perlahan menjelaskan kepada putranya.

“Ini adalah pesawat pertama negara kita yang dibeli melalui sumbangan rakyat Aceh saat perang kemerdekaan dulu,” ujar Defri kepada anaknya, Sabtu, 23 November 2024. Sore itu, ia membawa keluarganya menikmati waktu santai di kawasan Blang Padang—ruang publik yang menjadi favorit warga kota.

Bagi Defri, lapangan luas itu bukan sekadar tempat berolahraga. Ia kerap menjadikannya lokasi bermain sekaligus ruang belajar bagi anaknya.

“Anak saya tertarik dengan pesawat ini. Jadi ya saya jelaskan bagaimana sejarah pesawat ini. Jadi ya dapat dikatakan juga sebagai wisata sejarah bang. Sambil main sembari belajar tentang sejarah Aceh masa lalu,” tutur warga Gampong Lamdingin tersebut.

Di sudut lain Blang Padang, sekelompok remaja tampak beristirahat setelah berolahraga. Sementara itu, Wahyu—pengunjung lainnya—sedang menikmati senja sambil menyuapi kuliner khas Banda Aceh kepada anaknya.

“Anak saya senang sekali bermain disini. Tempatnya luas. Ia juga senang sekali melihat replika pesawat itu,” katanya tanpa melepas pandangannya dari putranya yang berlarian di rerumputan.

Nama Pesawat Seulawah RI 001 nyaris tak asing bagi masyarakat Aceh. Replika yang berdiri sejak 29 Juli 1984 ini bukan sekadar monumen. Ia adalah simbol tentang kesetiaan, pengorbanan, dan nasionalisme rakyat Aceh dalam mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sejarah mencatat, saat Presiden Soekarno berkunjung ke Aceh pada 1948, semangat patriotisme warga bangkit. Di bawah koordinasi Djuned Yusuf dan Said Muhammad Alhabsji, rakyat Aceh menggalang dana secara sukarela. Hasilnya luar biasa—setara 20 kilogram emas terkumpul dari berbagai penjuru.

Ketika Soekarno menutup kunjungannya pada 20 Juni 1948, total sumbangan telah mencapai sekitar 130 ribu dolar Malaya ditambah 20 kilogram emas. Dana itu digunakan untuk membeli pesawat Dakota DC-3 sepanjang 19,66 meter dengan rentang sayap hampir 29 meter. Karena berasal dari sumbangan rakyat Aceh, pesawat tersebut diberi nama Seulawah RI 001.

Kontribusi besar itu membuat Aceh dikenal sebagai daerah modal—penopang penting bagi republik muda yang saat itu masih penuh ancaman.

Monumen Pesawat Seulawah kini berdiri tegak di jantung Banda Aceh, Lapangan Blang Padang, Kecamatan Baiturrahman. Dibangun untuk mengenang dukungan rakyat Aceh saat agresi militer Belanda tahun 1948, pesawat ini memainkan peranan penting: mengangkut logistik perjuangan, membawa Soekarno dalam perjalanan diplomasi, hingga menyebarkan kabar kemerdekaan Indonesia ke berbagai daerah dan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Lebih dari itu, Seulawah RI 001 adalah cikal bakal lahirnya maskapai kebanggaan bangsa: Garuda Indonesia.

Pada April 2018, replika pesawat bersejarah ini dipugar oleh PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMF). Seluruh ornamen diperbaiki, kaca diganti, warna pesawat diperbarui menjadi putih dan biru. Sebelumnya, kondisinya memprihatinkan—kaca pecah, cat kusam, hingga pintu yang hilang.

Dalam peresmian wajah baru replika itu, Direktur Utama GMF Iwan Joeniarto menegaskan pentingnya monumen tersebut.

“Salah satu yang mendasari kita bahwa kita tahu pesawat pertama Republik Indonesia adalah sumbangan masyarakat Aceh. Saya kira ini monumen bangsa yang harus dilestarikan. Semua rakyat Indonesia juga tahu bahwa untuk penerbangan sipil dimulai dari Aceh,” ujarnya saat mendampingi Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, 1 Mei 2018.

Kini, replika Pesawat Seulawah RI 001 tak hanya menjadi pengingat sejarah, tetapi juga menjadi destinasi wisata keluarga. Anak-anak berlarian di bawah bayangannya, warga berfoto, dan orang tua mengenalkan kembali cerita patriotisme yang tak lekang oleh waktu.

Seulawah RI 001 bukan sekadar pesawat. Ia adalah bukti nyata kecintaan rakyat Aceh terhadap republik yang hari ini berdiri tegak. (XRQ)

Reporter: AKIL

Read more

Local News